Prihatin! Masih Ada Kesan Penyintas Covid-19 Dikucilkan Warga

5 Juli 2021, 10:24 WIB
Dosen FISIP Unpas saat melakukan sosialisasi pencegahan dan penanganan Covid-19 kepada warga Desa Cipeujeuh, Pacet, Kabupaten Bandung, baru-baru ini /FISIP UNPAS/

JURNAL SOREANG- Warga masyarakat perdesaan masih ada kesan apabila terkena Covid-19 dan menjadi penyintas akan dikucilkan warga lainnya.

Selain itu, kesadaran untuk melakukan protokol kesehatan juga masih rendah sehingga perlu pendekatan humanis dan intensif agar warga sadar.

Hal itu dikatakan Ketua Pengabdian kepada masyarakat (PKM) FISIP Unpas, Dr. H. Deden Ramdhan M.Si.,CICP,DBA, didampingi anggota tim PKM, Zahrah Nabila Azka S.Ikom, M.ikom, dalam pernyataannya, Senin, 5 Juli 2021.

"Kegiatan ini bertema PKM kegiatan diseminasi informasi pentingnya protokol kesehatan 5M dalam menangkal wabah Covid-19 dengan lokasi di Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung," kata Deden.

Baca Juga: Saatnya Penanganan Covid-19 Utamakan Pencegahan, Ini Hasil Tim Pengabdian Masyarakat FISIP Unpas

Lebih jauh Deden menyatakan, penyebaran Covid-19 kian masif belakangan ini sehingga tingginya angka penularan membuat setiap negara melakukan himbauan kepada rakyatnya agar mengurangi aktivitas keluar rumah.

"Pemerintah Indonesia sendiri juga mengimbau warga untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah masing-masing selama pandemi virus Corona. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 di Desa Cipeujeuh,  Kecamatan Pacet,   Kabupaten Bandung  menjadi perhatian khusus dalam program kami," katanya.

Pada saat sekarang ini, istilah protokol kesehatan sangatlah sering sehingga kita baca dan dengar di hampir semua media informasi.

Baca Juga: Wisuda Daring Kurang Diminati Lulusan Unpas, Hanya 30 Persen yang Ikut, Ini Penyebabnya

"Namun dari survei yang kami  lakukan diketahui bahwa masyarakat di daerah  dinilai paling sulit mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan benar," katanya.

Oleh karena itu, pemahaman tentang protokol kesehatan secara benar harus dikomunikasikan kepada masyarakat secara masif, lengkap dan benar.  

"Ketika kita gagal mengkomunikasikan, maka orang akan berasumsi dengan pemahaman mereka masing-masing, dan ini dikhawatirkan akan semakin menimbulkan perilaku acuh tak acuh terhadap penerapan protokol kesehatan," katanya.

PKM FISIP Unpas, kata Deden, setelah menganalisa  masalah desa sehingga  fokus pada pembuatan poster dan video pencegahan Covid-19, penyuluhan kesehatan, dan  penguatan kelompok desa dengan edukasi singkat.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu, Universitas Ma'soem Lakukan Kerjasama dengan Unpas dan Aptikom

"Metode yang digunakan ada tiga yaitu metode edukasi, metode sosialisasi, dan evaluasi program. Teknik pengumpulan data dalam pengabdian ini menggunakan teknik wawancara, kuesioner, dan dokumentasi," ujarnya.

Dampak program pengabdian ini menunjukkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya protokol kesehatan 5M dalam   menangkal wabah pandemi Covid-19 tidak akan berjalan optimal jika tidak dilakukan pendekatan langsung kepada masyarakat oleh pemerintah daerah dan pemerintah desa.

" Hasil evaluasi survei mengenai kesadaran masyarakat terhadap Protokol Kesehatan 5M di Desa Cipeujeuh  menunjukkan respon yang kurang bagus pada aspek penggunaan masker dan penggunaan hand sanitizer.  Kurangnya pemahaman warga Desa Kecamatan Pacet terhadap pentingnya Melakukan 5 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menjauhi kerumunan dan Membatasi Mobilitas dan Interaksi) sehingga apabila ada warga yang positif,maka  tidak mau diketahui oleh lingkungan karena takut dikucilkan," ujarnya.

Baca Juga: Obat Ivermectin yang Kini Diburu untuk Obat Covid-19 Termasuk Obat Keras, DPR Minta BPOM Edukasi Masyarakat

Namun demikian setelah dilakukan desiminasi informasi serta pendekatan- pendekatan yang lebih humanis, sebagian besar warga desa  kemudian mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat hingga selesai.

"Kegiatan PKM ini secara umum dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran warga desa  pentingnya pencegahan Covid-19 sehingga pada akhir kegiatan motivasi warga Desa Cipeujeuh meningkat," katanya.

Deden menyarankan begitu pentingnya  koordinasi setiap elemen agar tidak terjadi  kesalahfahaman antar masyarakat dan perangkat desa.

Baca Juga: Rekor Baru! Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 Tembus 13.282 Orang Per Hari

"Masyarakat hanya butuh dipangku dan diayomi.  Mereka mau mendengarkan dengan catatan penyampaiannya juga harus dengan bahasa mereka. Dengan begitu mereka dapat memahami dan mengikuti kebijakan yang ada untuk kepentingan bersama," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler