JURNAL SOREANG - Heri Purnama salah satu Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) yang merasakan dampak pandemi Covid-19.
Heri merupakan warga Desa Gunung Leutik, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Selama ini, Heri yang memproduksi Siomay kering H&R yang mampu bertahan meski tidak menapatkan bantuan pemerintah.
Menurutnya, produk Siomay H&R, yang dirintis sejak belasan tahun lalu ini, beralamat di Kampung Liosari RT01/15, Desa Gunung Leutik, Kecamatan Ciparay.
Heri mengatakan, usahanya berdiri sejak tahun tahun 2003 dan sampai saat ini tetap konsisten memproduksi satu jenis produk, yaitu siomay kering.
"Sudah 18 tahun lamanya bergelut di bisnis ini. Dampak usahanya dirasakan sulit di masa pandemi. Akibatnya, pendapatan dan produksi agak merosot, tidak seperti sebelumnya," kata Heri saat dihubungi Jurnal Soreang, Senin 25 Januari 2021.
Heri menjelaskan sejak ada pandemi, pendapatan dan produksi mengalami penurunan. Karena bahan-bahan dasar pembuatan siomay kering, mengalami kenaikan harga.
"Bahan dasar mengalami kenaikan, tepung terigu, tepung tapioka, dan tepung aci mengalami kenaikan harga, sama halnya dengan plastik untuk packing siomay," jelasnya.
"Masa pandemi Covid-19, pendapatan merosot, sedangkan bahan baku harganya mengalami kenaikan alias meroket," keluhnya.
Disinggung mengenai bantuan dari Pemerintah, dirinya mengungkapkan bahwa sampai saat ini tidak ada sama sekali.
Pemerintah melalui Dinas terkait, jelas Heri, pernah mendata usahanya sebagai syarat mendapatkan bantuan. Tetapi ternyata setelah ditunggu-tunggu, tidak ada sampai sekarang.
"Sampai sekarang, belum pernah ada bantuan dari pihak Pemerintah," tuturnya.
Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 25 Januari 2021: Alya Mencoba Bunuh Diri, Dewa Mencegahnya
Heri menegaskan, walaupun sedang dalam keadaan yang serba sulit di tengah pandemi Covid-19, ia berusaha tetap mempertahankan ke 20 orang karyawannya.
"Alhamdulillah jumlah karyawan masih bisa bertahan dan tidak ada PHK," pungkasnya.***