JURNAL SOREANG - Dahulu membuat desain grafis hanya bisa dilakukan oleh orang dengan keterampilan mumpuni dan jam terbang tinggi. Pasalnya, aplikasi desain grafis seperti Photoshop, Corel Draw, dan sebagainya, sangatlah ribet dan sulit dimengerti awam.
Namun, masalah itu tak lagi menjadi persoalan berarti di masa kini. Sebab, seorang perempuan asal Australia, Melanie Perkins, memperkenalkan aplikasi desain grafis bernama Canva pada 2013 silam.
Awalnya sempat diremehkan karena dipercaya tak akan bisa menyaingi aplikasi desain yang sudah ada. Akan tetapi, pandangan itu terbukti salah. Malahan Canva menjadi aplikasi desain terfavorit dan sukses meraup untung hingga 54 Triliun.
Baca Juga: Wow Luar Biasa Banget! Keramik Indonesia Jadi Sorotan Delegasi KTT ASEAN
Kesal Photoshop ribet
Melanie Perkins lahir di Perth, 13 Mei 1987. Sejak kecil dia sangat hobi merancang dan menggambar banyak poster. Atas dasar inilah, selama menempuh pendidikan dari jenjang terendah hingga pendidikan tinggi, dia menjadikan menggambar sebagai pelajaran utama.
Selama menjalani profesi tersebut dia sama sekali tidak merasa kesulitan saat menggunakan aplikasi desain di komputer. Sekalipun ada kesulitan, itu dijadikannya sebagai tantangan dan penyemangat. Passion-lah yang membuatnya bisa bertahan menjalani profesi ini.
Ini tentu berbeda dengan orang awam yang ingin menumbuhkan passion dan belajar desain grafis. Kadang, semangat tingginya langsung patah saat mengetahui betapa sulit menggambar di aplikasi.
Dan hal inilah yang sama sekali tidak dilihat oleh Melanie. Dia memandang aplikasi desain sangatlah mudah, dan seharusnya orang lain bisa melakukannya.