Melanie Perkins Cuan Rp 54 Triliun, Gara Gara Photoshop Ribet, Bagaimana Ceritanya?

- 9 September 2023, 17:12 WIB
Melanie Perkins adalah seorang pengusaha asal Australia. Dia dikenal sebagai CEO dan salah satu pendiri Canva. Canva adalah website yang menyedian desain grafis sederhana untuk semua orang. Melanie adalah salah satu CEO wanita termuda yang memimpin startup teknologi senilai lebih dari satu miliar
Melanie Perkins adalah seorang pengusaha asal Australia. Dia dikenal sebagai CEO dan salah satu pendiri Canva. Canva adalah website yang menyedian desain grafis sederhana untuk semua orang. Melanie adalah salah satu CEO wanita termuda yang memimpin startup teknologi senilai lebih dari satu miliar /

Namun, pandangan Melanie tersebut berubah pada 2006. Ketika itu dia yang berusia 19 tahun bekerja sambilan sebagai guru les desain kepada anak-anak sekolah. Saat mengajar inilah dia mulai sadar ada orang tak bisa memakai aplikasi desain karena ribet. 

Faktanya, hampir tidak ada satupun muridnya yang bisa menggunakan Photoshop, Coreldraw, Adobe Stock, dan sebagainya. Sekalipun ada yang bisa itupun dilakukan berkat pengajaran dan latihan berulang kali. Sangat melelahkan. 

Baca Juga: Kontruksi Harus Tuntas Tahun 2024! Mendapat Dana Rp146,98 Triliun, Berikut Target Kementerian PUPR

Terlebih, saat menciptakan satu poster, misalkan, prosesnya sangat rumit dan panjang. Seseorang harus merancang dan menggambarnya. Lalu dilanjut mengkonversi ke ukuran yang diinginkan, sebelum akhirnya dicetak.

"Dari sinilah aku harus bisa membuat seluruh prosesnya menjadi simpel," katanya sembari menghela nafas, dikutip Forbes. 

Beranjak dari keresahan inilah Melanie hendak merancang suatu aplikasi desain grafis yang ringkas dan mudah dipahami. Beruntung, ada kawan Melanie, Cliff Obrecht, yang jadi teman diskusi soal ini. 

Singkat cerita, hasil diskusi itu kemudian berujung pada keputusan mendirikan aplikasi desain buku tahunan siswa, Fusion Books, pada 2007.

Lewat aplikasi ini para siswa tidak perlu memanggil vendor untuk merancang buku tahunannya. Hanya lewat Fusion Books siswa bisa mengatur sendiri model di buku tahunannya. Apalagi sistem aplikasi tersebut sudah disediakan berbagai template rancangan, lengkap dengan beragam emoji, gambar dan animasi. Jadi siswa hanya perlu mengklik-klik saja di komputer. 

Tak diduga, Fusion Books yang awalnya hanya ada di satu sekolah kemudian 'meledak' dipakai lebih dari 200 sekolah mitra. Meski begitu, pencapaian ini tak membuat Melanie puas. Dia ingin membuat aplikasi desain yang multifungsi. Tak hanya untuk buku tahunan, tetapi juga kartu nama, desain poster, presentasi dan sebagainya. 

Baca Juga: Tangkap Tersangka Dito Mahendra di Bali, Polisi Sita Satu Senjata Api

Halaman:

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: Forbes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah