"Mereka berusaha melegitimasi hasil-hasil penemuan sains modern dengan mencari ayat-ayatnya yang sesuai dengan teori dalam sains tersebut. Maka pandangan kelompok ini hanya sebagai penyembuh luka bagi umat islam secara psikologis, bahwa umat Islam tidak ketinggalan zaman," ungkapnya.
Kedua, kelompok yang mengakui sains Barat, tetapi berusaha mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
Dan ketiga, Kelompok ini yang percaya dengan adanya sains Islam dan berusaha membangun islamisasi di seluruh elemen sains.
Ketiga kelompok ini jalan dengan idenya masing-masing dan didukung oleh kelompoknya pula, baik dari kalangan agamawan maupun ilmuwan. Padahal, tak jarang sains dan tafsiran agama bersekutu dalam melanggengkan keburukan.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Fatherless, Pentingnya 'Sesosok’ Ayah Dalam Pertumbuhan Anak dan Keluarga
"Sains telah mampu menciptakan senjata yang digunakan untuk dan atas doktrin keberagamaan. Karenanya diperlukan kebeningan hati dan kecerdasan nalar dalam merealisasikan agenda islamisasi yang luar biasa dahsyatnya, dan ini bukanlah suatu khayalan dan kemustahilan," tandasnya.***