Game Ibarat Gula, Ditjen Vokasi Juga Ikut Kembangkan SDM Unggul untuk Bidang Industri Game

- 11 Januari 2022, 05:44 WIB
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) Kemendikbudristek melakukan penandatangan kerja sama dengan PT LX Internasional Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI), dan Cipta Karsa Adikarya (CAKRA), untuk pengembangan SDM industri gane
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) Kemendikbudristek melakukan penandatangan kerja sama dengan PT LX Internasional Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI), dan Cipta Karsa Adikarya (CAKRA), untuk pengembangan SDM industri gane /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) Kemendikbudristek melakukan penandatangan kerja sama dengan PT LX Internasional Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI), dan Cipta Karsa Adikarya (CAKRA), baru-baru ini.

Kerja sama tersebut dilaksanakan guna mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul di bidang industri permainan (game).

Direktur Jenderal Vokasi, Wikan Sakarinto menyampaikan dengan terjalinnya kerja sama tersebut menjadi sebuah komitmen dari pendidikan vokasi untuk mengajak industri agar terlibat dalam ketautsesuaian (link and match) dengan pengembangan ekosistem pendidikan vokasi.

Baca Juga: Kejanggalan Game Internet Cafe Simulator 2, Lafadz Allah di Jejak Kaki dan Bom Bunuh Diri

“Industri itu harus berpartisipasi terlibat dengan pembelajaran berbasis industri (teaching factory). Ujungnya, ya, bikin games. Kerja sama ini kita padukan dengan berbagai program yang ada di Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (Dit. APTV) dan Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat SMK). Sehingga, saya memberikan tantangan untuk minimal bisa menghasilkan lima sampai 10 games,” tutur Wikan.

Sebelumnya, Direktur PT LX Internasional Indonesia, Michael Choi telah menganalisis perkembangan industri digital dan game di Indonesia.

Ia memperkirakan, di masa depan banyak SDM unggul yang dibutuhkan dalam bidang industri game.

“Memang tujuan kerja sama kami di bidang pendidikan ingin menciptakan praktisi pengkodean (coding engineer) untuk masa depan Indonesia. Karena menurut analisis kami dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, Indonesia akan memerlukan 15 juta coding engineer,” ungkapnya.

Baca Juga: Wow Keren! Ketika Siswa Lain Masih Bermain Game, tapi Siswa SMP Ini Malah Sudah Membuat Game

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: jadwalsholat.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x