Pada abad ke-9. Dinasti Tang, tanaman teh dibawa ke Jepang untuk pertama kalinya oleh seorang rahib.
Baca Juga: Jumat Curhat Ke 14, Polresta Bandung Terima Sejumlah Keluhan dari Masyarakat, Apa Saja?
Orang Jepang kemudian mengembangkan ritual teh khas Jepang, sehingga tercipta upacara minum teh Jepang.
Pada abad ke-14, Dinasti Ming, sang raja Tiongkok mengubah standar teh yang dipres menjadi teh daun.
Saat itu, Tiongkok masih punya monopoli penuh atas pohon teh di dunia, sehingga teh menjadi salah satu dari tiga barang ekspor terpenting Tiongkok, di samping tembikar dan sutra.
Tiongkok pun memiliki kekuatan dan pengaruh ekonomi yang besar seiring dengan penyebaran kebiasaan minum teh di dunia.
Baca Juga: Berulang Tahun ke-31, Casemiro Bergelimang Gelar dengan Real Madrid, Kapan dengan Manchester United?
Penyebaran itu benar-benar dimulai sekitar awal tahun 1600-an saat pedagang Belanda membawa teh dalam jumlah yang besar ke Eropa.
Ratu Catherine Braganza, seorang wanita bangsawan yang berasal dari Portugal, memopulerkan teh di kalangan bangsawan Inggris ketika Ratu Catherine menikahi Raja Charles II pada tahun 1661.
Saat itu, Britania Raya berupaya melebarkan pengaruh koloninya serta menjadi kekuatan baru yang menguasai dunia.