Unik! Lewat Diplomasi Kopi Nusantara, Kemendikbudristek Tawarkan Strategi Merawat Kebudayaan

- 21 November 2022, 20:32 WIB
Tantangan dalam berdiplomasi kepada dunia tentang pengenalan kopi Nusantara terselenggara lewat Pameran ‘Kopi Togetherness’.
Tantangan dalam berdiplomasi kepada dunia tentang pengenalan kopi Nusantara terselenggara lewat Pameran ‘Kopi Togetherness’. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG - Tantangan dalam berdiplomasi kepada dunia tentang pengenalan kopi Nusantara terselenggara lewat Pameran ‘Kopi Togetherness’.

Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid saat membuka pameran yang dilangsungkan di Museum Nasional Jakarta, Jumat 18 November 2022.

Hilmar juga menambahkan bahwa pameran “Kopi Togetherness’ ini sebagai persiapan Indonesia yang akan mengikuti ekshibisi internasional bertajuk ‘Qatar Year of Culture 2023’.

Baca Juga: Tak Hanya Enak, Ternyata Kopi Bisa Bikin Mr P Ereksi Maksimal Saat Hubungan Intim

“Kita akan menggunakan diplomasi kopi saat pelaksanaan pameran dengan mengenalkan kopi nusantara di Qatar berlangsung selama kurang lebih enam bulan,” tegas Hilmar.

“Awal mula masuknya kopi di Indonesia karena adanya sistem tanam paksa yang menyakitkan, namun lambat laun hal yang menyakitkan tersebut berubah menjadi suatu hal yang membanggakan. Sesuatu yang menyakitkan jadi membanggakan, itulah yang disebut kebudayaan. Kebudayaan tersebut jadi sandaran yang membangkitkan energi kita untuk berbicara kepada dunia,” jelas Hilmar.

Senada dengan itu, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Museum Nasional, Sri Hartini menyampaikan bahwasanya Kemendikbudristek menyampaikan apresiasi untuk para kurator yakni Handoko Hendroyono, Nusi Lisabilla, Estudiantin, dan Daroe Handojo; Farah Wardani selaku Direktur Eksibisi; komunitas dan pegiat kopi yang telah melakukan kolaborasi dan memberikan kontribusi atas persiapan ‘Kopi Togetherness’.

Baca Juga: Lebih Baik Mana Antara Kopi dan Teh yang Ternyata Keduanya Punya Kafein? Ini Hasil Perbandingannya

“Sesuai dengan temanya yaitu kebersamaan, sehingga selama satu bulan, masyarakat akan diajak untuk bersama-sama menyusuri jejak kopi Nusantara lewat program publik yang disajikan lewat tema dan beragam penyajian setiap hari,” sambung Sri.

Pameran ‘Kopi Togetherness’ dibagi dalam lima subtema yaitu Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini, Kopi Kita, dan Kopi Merdeka. Kopi Bumi mengangkat relasi kopi sebagai sumber daya agrikultural yang memberi sumbangsih dan keberlanjutan pada lingkungan dan beragam upaya masyarakat dan komunitas untuk memberdayakannya.

Kultur Kopi mengangkat berbagai aspek kebudayaan, sejarah dan kearifan lokal yang diciptakan di berbagai pelosok nusantara. Kopi Kita dan Kopi Kini menghadirkan berbagai narasi keseharian, kreativitas dan kehidupan sosial yang terhubung oleh skema kopi Indonesia.

Baca Juga: Lirik dan Makna Lagu Runtah Karya Doel Sumbang yang Viral di TikTok 'Panon Coklat Kopi Susu'

Selanjutnya, salah satu kurator pameran, Handoko Hendroyono menyatakan bahwa setiap hal yang berkaitan dengan kopi selalu menyenangkan.

“Secara umum terdapat dua bagian pameran. Pertama, bagian yang bersifat arsip, kedua adalah public history atau pelibatan masyarakat dalam merespons kopi,” tutur Handoko.

Adapun subtema Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini dan Kopi Kita ini dihadirkan dalam rangkaian karya instalasi oleh enam komunitas/kolektif seniman yang diundang khusus untuk merespons tema ‘Kopi Togetherness’.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x