JURNAL SOREANG- Sebuah hal miris karena serbuan LGBT makin kencang. Masyarakat Indonesia juga belakangan sedang heboh dengan adanya fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) yang mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak.
Menurut Psikolog Elia Daryati, orangtua dan orangtua mengalami tantangan yang makin hebat dengan merebaknya era digital.
"Karena saat ini anak-anak dengan begitu mudah mengakses gambar-gambar pornografi. Bahkan siswa SD juga sudah mengakses narkolema, narkoba lewat mata," kata Elia dalam seminar Deteksi Dini LGBT di kampus Al Ma'soem Jln. Raya Rancaekek-Cipacing, Bandung, Jumat 26 Agustus 2022.
Lebih jauh Elia mengatakan, pada dasarnya LGBT dipahami sebagai orientasi seksual yang menyukai sesama jenis. Terlepas dari itu, apakah LGBT gangguan atau bukan, sebenarnya perubahan orientasi seksual seseorang bisa dilihat sejak usia 6-7 tahun.
"Orangtua dan pihak sekolah harus membimbing agar anak-anak bersikap, berpikir dan berperilaku sesuai dengan seksualitasnya. Kalau laki-laki ya laki-laki, demikian pula anak perempuan," ujarnya.
Sejak kecil anak sudah bisa menunjukkan kekagumannya kepada orang lain, baik sesama jenis ataupun tidak.
Baca Juga: Ketum DPP LDII Prihatin Pengibaran Bendera LGBT Karena LGBT Bertentangan dengan Agama dan Moralitas
"Orangtuadan pihak sekolah sebagai pihak terdekat bisa memperhatikan gejala-gejala yang diperlihatkan anak tersebut, untuk selanjutnya diberikan intervensi," katanya.