Namun demikian, Hery menegaskan jika kurikulum merdeka di sekolahnya hanya diterapkan untuk kelas 10 saja, sedangkan untuk kelas 11 dan 12 masih menggunakan kurikulum 2013.
"Kemudian untuk penjurusannya, tidak lagi diberikan di kelas 10, melainkan di kelas 11," imbuhnya.
Untuk melaksanakan dua kurikulum sekaligus (Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013) tentunya menjadi tantangan sendiri bagi sekolah.
"Disini kami harus mampu menyiapkan guru atau tim pengajar dalam keikutsertaan menjadi guru penggerak, dimana mereka harus lulus melewati proses yang cukup panjang," ungkap Hery.
Selain itu, kata Hery jika pihak sekolah pun harus mempersiapkan diri secara administratif dan kelembagaan.
"Oleh karena itu, kita membentuk tim penyelenggara kurikulum merdeka, disamping bentuk pendampingan lainnya," imbuhnya.
Sementara itu, Hery mengakui jika sekolahnya baru mempunyai 4 orang guru penggerak.
"Dari keempat guru penggerak tadi, kami akan mempersiapkan tim yang nantinya akan menjadi instrumen sekolah dalam melaksanakan kurikulum merdeka," ungkap Hery.