Pemerintah Izinkan Kuliah Tatap Muka pada Juli 2021, Ini Langkah Persiapan Menurut Aptisi Jabar

25 Maret 2021, 15:04 WIB
Wakil Ketua Aptisi Jabar, Prof. Dr. Ali Abdurrahman, M.Ag, MH, saat berada di Universitas Ma'soem Jln. Raya Rancaekek Bandung. /SARNAPI/

JURNAL SOREANG- Wakil Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Jabar, Prof. Dr. H. Ali Abdurrahman, M.Ag, MH menyatakan,  keputusan pemerintah untuk membuka kembali kuliah tatap muka pada tahun 2021, menjadi sebuah kabar gembira sekaligus  tantangan bagi pengelola perguruan tinggi swasta (PTS).

Terutama dalam menyiapkan kuliah tatap muka yang aman dan bermakna sebab sudah setahun belajar daring dengan segala suka dan dukanya.

"Tentu saja memulai kuliah tatap muka tentu tidak mudah karena setahun melakukan daring. Kuliah tatap muka harus menjamin keamanan dosen dan mahasiswa," kata Ali saat hadir di Universitas Ma'soem, Rabu 24 Maret 2021.

Ada  beberapa hal yang perlu dipersiapkan kampus untuk kuliah tatap muka. 
"Pertama, pastikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sudah divaksinasi Covid-19 sebagai syarat utama KBM tatap muka," ujarnya.

Selain itu, pihak kampus juga harus melakukan koordinasi sebab kewenangan untuk membuka kampus sekarang ada pada pemerintah daerah maupun instansi terkait lainnya.

Baca Juga: Akibat Pandemi Sehingga Ada PTS Berguguran dan Minat Masyarakat Kuliah Juga Turun

Baca Juga: 55 PTS di Jabar dan Banten 'Bandel' Tak Buat Laporan Rutin ke Kemendikbud

"Jangan lupa lakukan  sosialisasi, untuk mendengar pendapat semua pihak terkait mengenai rencana dibukanya pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Upaya ini juga memastikan mahasiswa  mempersiapkan  untuk mematuhi protokol kesehatan saat kembali belajar di kampus," katanya.

Bila ada mahasiswa yang masih keberatan kuliah  tatap muka di masa pandemi ini, kata Ali,  maka pihak kampus perlu bersiap diri mempersiapkan melayani pembelajaran daring atau blended learning.

"Selain itu siapkan sarana dan protokol kesehatan seperti sarana sanitasi dan kebersihan, kesiapan menerapkan masker dan memiliki thermo gun, fasilitas pelayanan kesehatan, sampai kepada peraturan pembelajaran  yang terintegrasi," katanya.

Baca Juga: Honor Dosen PTS Masih Memprihatinkan, Ada yang Dihonor Rp 500 Ribu Bahkan Tak Diberi Honor

Baca Juga: Dari 456 PTS di Jabar dan Banten Baru Lima PTS yang Akreditasi A, Satu PTS Keberatan Dapat Nilai B

Tak kalah pentingnya adalah melakukan simulasi yang harus diikuti pimpinan kampus,  dosen  maupun tenaga kependidikan serta mahasiswa.

"Hal ini penting dilakukan sebagai upaya persiapan dalam mempersiapkan mental belajar tatap muka dan memastikan protokoler kesehatan dilaksanakan baik warga kampus," katanya.

Pihak kampus juga harus memiliki pemetaan warga sekolah yang memiliki comorbid atau penyakit bawaan, tidak memiliki akses transportasi yang aman, sampai pada pemetaan memiliki riwayat perjalanan dari daerah dengan tingkat resiko Covid-19 yang tinggi.

Baca Juga: IAIN Kediri Bentuk Lembaga Khusus Kerja sama Luar Negeri, Terungkapnya dalam Kunjungan ke UIN Bandung

Baca Juga: Kepedulian Politeknik Sali Al Aitaam, Berikan Beasiswa 75 Orang dan Bantuan BIaya Kuliah

"Terakhir pihak kampus perlu membentuk satgas kuliah tatap muka serta tim Monev sebab kuliah tatap muka di masa pandemi berbeda dengan situasi normal," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler