Setidaknya 300 orang tewas pada 25 Mei 1964 lalu ketika keputusan tidak populer oleh wasit pada pertandingan sepak bola memicu kerusuhan di Stadion Nasional.
Lima ratus lainnya terluka. Pemerintah mengumumkan keadaan darurat di seluruh Peru seperti dikutip Jurnal Soreang dari The New York Times.
Dikatakan jaminan konstitusional akan ditangguhkan selama 30 hari untuk menyelidiki tragedi itu.
Massa yang marah dan berteriak-teriak keluar dari kursi penonton, menghancurkan setiap jendela di stadion dan kemudian membanjiri jalan-jalan terdekat, menjungkirbalikkan mobil, menjarah toko, dan membakar gedung-gedung.
Sebagian besar dari mereka yang terbunuh diinjak-injak sampai mati.
Polisi yang menunggang kuda melemparkan bom gas air mata dan menyewakan kembali anjing ke kerumunan sekitar 45.000 orang.
Sedikitnya empat orang tewas ditembak oleh peluru polisi.
Pertandingan itu mempertemukan tim dari Argentina dan Peru yang memperebutkan kesempatan bermain di Olimpiade di Tokyo.
Baca Juga: Liga 1: Persib VS Persija Tetap Digelar? Penukaran Tiket Tetap Dibuka