JURNAL SOREANG - Kerusuhan suporter pecah di Stadion Kanjuruhan Malang seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Hal ini buntut dari beberapa spekulasi yang berkembang dari mulai tak terima atas kekalahan Arema FC hingga dipicu karena brutalnya pengamanan aparat pengamanan.
Hal ini membuat korban berjatuhan dan terdata mencapai 125 orang tewas karena kerusuhan ini.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengungkap sejumlah temuan hasil pengawasannya terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Salah satunya terkait instruksi penembakan gas air mata yang diduga memicu kepanikan suporter.
Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto menjelaskan selama dua hari ini pengawasan pihaknya melakukan asesmen kepada beberapa pihak.
Baca Juga: Kesaksiannya Sempat Viral, Sosok Penjual Dawet Tragedi Kanjuruhan Kini Dipertanyakan Netizen: Ghoib?
Di antaranya anggota Polres Malang, Bupati Malang, Aremania, dan korban yang mengalami luka-luka.
"Salah satu hasilnya, belum ditemukan adanya instruksi resmi dari Kapolres selaku penanggung jawab pengamanan dalam pertandingan tersebut," ungkap Wahyu dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Selasa 4 Oktober 2022.