Network
JURNAL SOREANG- Internet memungkinkan segala informasi langsung berada di tangan generasi milenial. Melalui ponsel, mereka menjadikan media sosial acuan dalam mengumpulkan informasi, sementara media massa ada di baris kedua.
Apalagi proses pencarian jati diri, membuat generasi menjadi rentan terpapar radikalisme dan liberalisme.
Hal tersebut menjadi perhatian LDII, terutama DPW LDII Jawa Tengah yang penduduknya heterogen secara ideologi.
“Dalam lima tahun terakhir, kami bekerja sama dengan Polda Jawa Tengah dalam sosialisasi deradikalisasi,” ujar Ketua DPP LDII sekaligus Ketua DPW Jawa Tengah Singgih Tri Sulistiyono, Kamis 4 Agustus 2022.
Baca Juga: Dunia Terancam Krisis Pangan, LDII Dorong Diversifikasi Makanan Pokok untuk Perkuat Ketahanan Pangan
Menurut Singgih generasi muda senang mencoba dan mempelajari berbagai hal. Di tengah pencarian tersebut mereka bisa terpapar radikalisme hingga pengagungan hak-hak individu seperti liberalisme,
“Pergaulan bebas, penggunaan obat terlarang hingga radikalisme menjadi tantangan dalam membangun karakter bangsa,” ujar Singgih.
Ia mengatakan sosialisasi tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun. Salah satunya di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Tri Sukses, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) pada 28 Juli 2022 lalu, “Acara tersebut diikuti oleh 500 mahasiswa dan pemuda LDII, serta unsur-unsur pemuda lainnya,” imbuh Singgih dalam acara "Penguatan Nasionalisme dan Semangat Bela Negara bagi Generasi Muda Santri di Era Milineal Menuju Indonesia Emas 2045.”
Baca Juga: Kontribusi Ormas Islam dalam Bidang Kesehatan Sangat Besar, Kadinkes Apresiasi Kontribusi LDII Jabar
