Anggota Komisi VI Kritik PTPN: Masalah Utama Terkait Produktivitas Lahan, Tapi Malah Bentuk Holding Gula

- 21 September 2021, 13:12 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI, Sondang Tiar Tampubolon dalam rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara di Gedung DPR RI, Jakarta.
Anggota Komisi VI DPR RI, Sondang Tiar Tampubolon dalam rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara di Gedung DPR RI, Jakarta. /Jurnal Soreang/dpr.go.id

JURNAL SOREANG - Anggota Komisi VI DPR RI, Sondang Tiar Tampubolon mengkritik upaya restrukturisasi PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk membentuk holding perusahaan gula nasional melalui Sugar Company.

Ia menilai upaya tersebut tidak akan menyelesaikan masalah karena masalah terbesar PTPN yang sebenarnya adalah produktivitas lahan.

Hal tersebut diungkapkan Sondang dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara di Gedung DPR RI, Jakarta.

Baca Juga: Lini Depan Persib Bandung belum Cetak Gol, Ini Tekad Geoffrey Castillion!

Menurut Sondang, yang paling realistis bagi PTPN adalah harus segera melakukan perbaikan dalam produktivitas lahan dari tanaman-tanaman komoditi.

Ia menegaskan, upaya PTPN melakukan merger, akuisisi, ataupun membentuk sinergi gula nusantara dengan Sugar Company tidak menyelesaikan masalah utama yaitu produktivitas dari komoditi kelapa sawit, tebu, kopi, dan lain sebagainya.

"Mohon maaf harus saya sampaikan, ini tidak menyelesaikan masalah. Malah justru itu menyimpan dan akan menimbulkan masalah baru," tutur Sondang, sebagaimana dikutip dari dpr.go.id yang diunggah pada Senin, 20 September 2021.

Politisi PDI-Perjuangan ini membeberkan, semua lahan PTPN adalah lahan dengan kategori kelas satu yang seharusnya dibarengi dengan mekanisasi dan modernisasi pertanian seimbang.

Baca Juga: Meski Tampil Apik di Beberapa Pertandingan Persib, Beckham Putra Nugraha: Saya Masih Perlu Belajar

Selama ini, PTPN menurutnya tidak melakukan peremajaan lahan. Hal tersebutlah yang pada akhirnya menyebabkan produktivitas lahan milik PTPN menjadi terganggu.

Sondang meyakini, lahan-lahan tersebut ditanami bibit-bibit kelas satu juga. Yang menjadi pertanyaan baginya adalah apakah lahan-lahan tersebut diremajakan kembali.

"Pemupukannya apakah sudah standar? Penanamannya apakah sudah mengikuti standar-standar agronomi kerapatan tanamannya? Berapa stand per hektar supaya terlihat capaiannya?" tanya Sondang.

Politisi dapil Jakarta ini berharap PTPN memandang permasalahan produktivitas lahan secara rasional dan tidak terburu-buru mengambil keputusan.

Baca Juga: Meski Banyak Sekolah yang Sudah Melaksanakan PTM Terbatas, tapi SMA Ini Masih Gelar Simulasi

Dengan memperbaiki sistem agronomi dan meningkatkan produktivitas lahan, Sondang yakin akan lebih menjawab permasalahan-permasalahan yang selama ini dihadapi oleh PTPN.

"Kami yakin dan berharap 100 tahun PTPN berdiri ini pasti memiliki SOP yang jelas lah. Tetapi bagaimana membangun daripada human capital, human building yang sekarang ada di PTPN supaya bertransformasi, apakah mekanisasi penggunaan alat-alat yang lebih modern bisa meningkatkan daripada produktivitas," tandas Sondang.***

Editor: Rustandi

Sumber: dpr.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x