JURNAL SOREANG - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menduga dentuman yang terjadi di langit Bali pada Minggu, 24 Januari2021, berasal dari meteor besar yang jatuh.
Pakar astronom dan peneliti madya LAPAN, Rhorom Priyatikanto, membandingkan dengan kejadian serupa yang pernah terjadi di Bone pada Oktober 2009 silam.
"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh. Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan," ujar Rhorom, dikutip dari ANTARA, Senin, 25 Januari 2021.
Rhorom menuturkan meteor yang diduga jatuh tersebut memiliki ukuran hanya beberapa meter, lebih kecil dibandingkan asteroid Bone.
Menurut Rhorom, meteor yang telah mencapai permukaan bumi tidak berpotensi bahaya. "Sebab, benda antariksa itu tidak mengandung unsur radioaktif dan mineral yang membahayakan manusia dan lingkungan," katanya.
Seperti yang telah disebutkan, pada 8 Oktober 2009 warga Bone mendengar ledakan yang menyebabkan getaran pada kaca-kaca rumah mereka.
Baca Juga: Harga Daging Sapi Meroket, Polisi Sigap Memantau, Ini Penjelasan Kapolresta Bandung
Warga juga melihat jejak asap di langit. LAPAN menduga jejak asap itu berasal dari sebuah meteor besar, dan akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound.