Masyarakat di Sekitar DAS Diminta Waspadai Lahar Panas Gunung Semeru

- 1 Desember 2020, 15:03 WIB
Tangkapan layar Gunung Semeru meletus.
Tangkapan layar Gunung Semeru meletus. /Youtube/toekangkebon/

JURNAL SOREANG - Dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang terjadi Selasa 1 Desember 2020 dini hari, masyarakat di sekitar aliran DAS yang terdampak diminta waspada. Sebab hingga sampai sekarang kondisi lahar panas masih terjadi di DAS tersebut.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq menuturkan, berdasarkan hasil pantauan di lapangan, pasir panas di DAS tingginya sudah sekitar 30 meter dari dasar sungai.

"Wajib bagi siapa saja mewaspadainya dan tidak berada di sekitar DAS," ujarnya di sela memantau aktivitas Gunung Semeru di Lumajang, Selasa 1 Desember 2020 siang.

Baca Juga: Ini Hikmah Harus Isolasi Mandiri Akibat Covid-19 Menurut Kepala Kanwil Kemenag Jabar

Thoriqul juga meminta penambang pasir tak melakukan aktivitas, begitu juga warga selalu berhati-hati dan tak berada di kawasan DAS melakukan kegiatan apapun.

"Dikhawatirkan ada letupan sekunder terjadi. Apalagi kalau sewaktu-waktu hujan yang tentu arusnya ke mana-mana sehingga semua harus waspada, terutama masyarakat di sekitar DAS," ucapnya.

Thoriq mengaku, mendapat laporan dan penjelasan dari Pos Pantau bahwa aktivitas di Gunung Semeru pada Senin pukul 23.55 WIB masih normal atau sebagaimana hari-hari biasanya.

Baca Juga: Permudah Masyarakat Bayar Pajak, Bapenda Kabupaten Bandung Buka 8 Gerai dan Layanan Baru

Namun, mulai pukul 1.23 WIB, guguran awan panas sudah mulai terlihat hingga jaraknya 1 kilometer, dan peningkatan cukup signifikan sejak pukul 1.45 WIB.

Awan panas sekaligus percikan api, kata dia, ditambah letupan dari Gunung Semeru berkali-kali hingga sampai pada pukul 4.33 WIB.

"Hampir 3 jam awan panas disertai dengan letusan kawah Gunung Semeru," katanya seperti dilansirkan Antara.

Baca Juga: Mohon Keturunan yang Saleh/Salehah. Ini Doanya di Alquran

Jarak awan panas hingga turun ke DAS, alirannya mencapai 11 kilometer atau sampai ke daerah Curah Koboan.

Setelah pukul 4.33 WIB, lanjut dia, aktivitas sudah agak reda dan turun sampai sekarang.

"Saya lihat kondisi di rekam pos pantau, memang saat ini betul-betul reda, tapi kita tidak bisa memastikan apalah aktivitas ini dijamin reda. Karena pada tahun 1994, ada letusan lagi di dua hari berikutnya," katanya.

Baca Juga: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Terkonfirmasi Positif Covid-19

Menurut dia, petugas di pos pantau Gunung Semeru mengetahui benar kondisi secara alami Gunung Semeru, yang memang letusan kecil masih sering terjadi.

"Dan ini berbeda dari hari-hari biasanya. Selama 3 jam letusannya mengkhawatirkan kondisi sekitar, apalagi aliran lahar panas ke DAS sampai 11 kilometer," tutur Thoriq.

Sementara itu, terkait korban jiwa ia belum mendapat laporan, hanya peralatan tambang pasir yang dilaporkan tertimbun.

Baca Juga: Cek Disini, Prakiraan Cuaca Untuk Wilayah Kota Cimahi Dan Sekitarnya, Selasa 1 Desember 2020

Bupati Thoriq memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru di pos pantau Gunung Semeru, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, bersama Wakil Bupati Indah Amperawati, Kapolres Lumajang AKBP Deddy Foury Millewa, Komandan Kodim 0821 Lumajang Letkol Inf Andi Andriyanto Wibowo, serta petugas dari BPBD setempat.***

 

Editor: Sam

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x