Pengungsi Erupsi Gunung Merapi Terus Bertambah, Kini Tercatat 203 Orang

- 11 November 2020, 13:08 WIB
Pengungsi erupsi Gunung Merapi kelompol lansia di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Foto Antara/Victorianus Sat Pranyoto
Pengungsi erupsi Gunung Merapi kelompol lansia di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Foto Antara/Victorianus Sat Pranyoto /


JURNAL SOREANG - Akibat Gunung Merapi erupsi, ratusan warga terpaksa harus mengungsi. Jumlah pengungsi di Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan kini tercatat 203 orang, setelah pada Selasa 10 November 2020 malam ada empat orang yang masuk ke barak pengungsian Glagaharjo.

Panewu (Camat) Cangkringan Pramono di barak pengungsian Glagaharjo, DIY, Rabu 11 November 2020, pada awal pengungsian, terdapat 164 warga Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo yang mengungsi, kemudian bertambah menjadi 185 orang.

"Kemudian hari ketiga 198 dan tadi malam hari keempat menjadi 203 orang pengungsi," katanya.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tidak Menerima Bintang Mahaputera, Heru: Tanda Jasanya Diserahkan ke Negara Lain

Menurut dia, dari data yang masuk kebanyakan penambahan dari pengungsi dewasa. Pengungsi dewasa ini sebenarnya bukan kelompok rentan yang wajib mengungsi.

"Mereka ikut mengungsi barangkali menemani kakek/neneknya, menemani anaknya atau penduduk dewasa yang merasa khawatir karena punya trauma erupsi Merapi 2010," katanya.

Untuk kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi dan belum ada permasalahan berarti. Tidak itu saja, peralatan protokol kesehatan COVID-19 juga sudah memadai seperti tempat cuci tangan, sabun cuci tangan, skat antarpengungsi dan lainnya.

Baca Juga: Anda Menemukan Konten Berbau Negatif ? Laporkan Kesini

"Hanya saja yang paling mendesak adalah masker medis, agar setiap hari pengungsian bisa ganti masker. Karena kalau masker kain, pengungsi lansia akan kesulitan ganti tiap tiga jam dan mencucinya," katanya.***

Editor: Sam

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x