JURNAL SOREANG - Lahan yang diributkan Provost Jatinegara Bripka Madih ternyata lahan yang dihuni warga dan bukan lahan perumahan.
Tanah itu sudah habis dijual keluarganya sejak 2011 dan sudah jadi pemukiman warga.
Warga sekitar Kelurahan tempat tinggal Madih di RT.04/RW.03, Jatiwarno, selama ini sudah resah dengan tingkah aneh Madih sejak tahun 2011 sepulang dari dinas di Kalimantan.
Baca Juga: Luar Biasa! Sejumlah Alasan Mengapa Song Hye Kyo Disebut 'Adil' Saat Bercerai, Nomer 3 Bikin Kagum?
Ketua RW 3, Nuraisyiah alias Upik menjelaskan bahwa Madih adalah teman kecilnya. Sebelum menjadi RW, dia juga sempat lima tahun menjadi RT.
"Kami dilapori warga, Bripka Madih datang bersama sekitar 10 orang yang bukan warga mereka. Mematok tanah depan rumah warga, bangun pos, dan masang spanduk. Warga resah. Sementara diam karena menghargai beliau polisi," kata Upik dalam keterangannya, Minggu 5 Februari 2023.
Bahkan kata Upik, Madih kerap membuat ulah aneh, bahkan kerap meneror guru-guru yang mengajar dan memasang setrum di tiang listrik.
"Jadi yang sebenarnya, warga sudah resah dengan arogansi Madih ini. Karena ulahnya bahkan nyaris digebuki Brimob dan TNI, tapi tetap dilindungi warga," bebernya.
Menurut Upik, sikap aneh Madih itu mulai terjadi saat dia pulang dari tugas di Kalimantan.
"Tahun 2011 pulang tugas dari Kalimantan mulai aneh kelakuannya. Bahkan warga memaklumi kelakuan aneh itu dan beranggapan Madih 'error'," kata Upik, juga diamini puluhan warga yang hadir.
Pada kesempatan yang sama, Ketua RT.04, Tuin menyebutkan hal yang sama. Ia mengaku juga kaget saat dilaporkan warga ada sekelompok orang dipimpin Madih mematok tanah warga.
"Warga lapor, saya masih kerja. Pulang kerja, saya cek, benar. Mereka bangun pos dan pasang banner di rumah Pak Viktor. Maka kami anterin lapor ke polisi," ujarnya.
Dijelaskan Tuin, lahan yang dipersoalkan itu kini sudah dihuni warga. Empat lahan diantarnya sudah bersertifikat dan 10 masih berstatus akte jual beli (AJB).
Baca Juga: Simak Cara Produktif Meski Kamu Pemalas ala Zahid Ibrahim
Tuin menambahkan, Mahdi juga menggugat berdasarkan berkas-berkas yang diragukan keaslianny dan berdasarkan katanya, tanpa ada bukti-bukti.
Ironisnya, lanjut Tuin, Madih tidak pernah mau dipertemukan dengan pihak-pihak yang dianggap sebagai pihak yang bersengketa.
Bahkan, Madih kemudian membawa sekitar 10 orang yang diakui sebagai teman-teman asal Jawa Barat yang kerap menjadi teman diskusi bagaimana memperjuangkan lahan.
"Mereka datang menduduki lahan dan memasang plang di rumah warga dan buat pos dan masang spanduk. Warga sudah siap punya data-data hak tanah. Bahkan warga satu RW siap dan sudah tak tahan dalam teror Madih. Warga akan beramai-ramai melapor ke Polda Metro Jaya," pungkas Tuin.
"Ikuti Selengkapnya Artikel Kami di Google News"***