JURNAL SOREANG - Setelah berakhir Perang Dunia II, sekutu NICA datang ke Indonesia untuk membebaskan tahanan perang sekaligus mengusir kependudukan tentara Jepang.
Namun posisi Indonesia yang telah merdeka, membuat kedatangan tersebut memicu adanya perlawanan masyarakat lokal di berbagai daerah, termasuk di Kota Bandung.
Kedatangan pasukan sekutu memulai periode revolusi nasional sebagai rintangan pertama bangsa Indonesia sebagai negara merdeka.
Kedatangan kembali Belanda ke Indonesia menimbulkan konfrontasi militer di seluruh wilayah yang berharap bahwa Indonesia dapat menentukan nasibnya sendiri.
Peristiwa serupa kemudian terjadi di Kota Bandung.
Belanda yang saat itu menginginkan kota Bandung sebagai markas militernya berupaya menguasai kota bagian utara.
Baca Juga: Sangat Setia! Inilah 5 Jenderal Terbaik dari Kerajaan Shu pada Zaman Peradaban Tiongkok
Dengan mengultimatum warga untuk mengosongkan wilayah utara dan pergi menuju selatan.
Namun, apa yang mereka harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang mereka lihat.
Sehari sebelumnya, militer, pejuang, dan para masyarakat sepakat untuk melaksanakan taktik bumi hangus.
Mereka yang sadar bahwa kekuatannya tidak bisa menandingi pasukan sekutu, sepakat untuk tidak memberikan keuntungan bagi sekutu.
Dengan membumi hanguskan wilayah utara dan menahan pasukan sekutu saat memasuki Bandung.
Maka dari itu, taktik bumi hangus dianggap sebagai taktik yang paling efektif.
Baca Juga: 5 Hal yang Aneh di Korea Utara, Bikin Bersyukur Tak Tinggal Disana
Aksi yang kemudian dikenal sebagai Bandung Lautan Api ini kemudian dikenal sebagai salah satu heroik dalam sejarah mempertahankan kemerdekaan.
Hanya dalam waktu 7 jam saja, sekitar 200 ribu penduduk membakar rumah masing-masing dan meningalkannya.
Kemudian bergerak menuju ke selatan yang merupakan tempat lebih aman.
Hal ini juga dianggap sebagai salah satu bentuk kecintaan yang amat besar demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.***