JURNAL SOREANG- Banyak warga menanyakan soal kepastian pembukaan ibadah umrah oleh pemerintah Arab Saudi.
Namun ada cara gila untuk bisa melakukan umrah dan berhasil yakni berangkat dari negara lain yang boleh masuk ke Arab Saudi.
Hal ini dikatakan Ketua Forum Komunikasi dan Silaturahmi Penyelenggara Travel Umrah dan Haji (FKS Patuh), Wawan Misbach.
Baca Juga: Kapan Ibadah Umrah Dibuka Lagi? Ini Jawaban Asosiasi Travel Umrah
"Banyak persoalan yang menghambat pelaksanaan pembukaan ibadah umrah dari Indonesia karena kita masih ditutup oleh Arab Saudi sehingga belum bisa mengirimkan jemaah umrah," katanya.
Misalnya, belum ada sampai kini kepastian pembukaan penerbangan dari Indonesia ke Arab Saudi. Informasi tak resmi katanya penerbangan akan dibuka Oktober nanti.
"Namun ada satu cara agar bisa melaksanakan umrah yakni melalui negara ketiga," kata Wawan dalam diskusi FKS Patuh di kantor Qiblat Tour Jln. Taman Cibeunying Selatan, Kota Bandung, Jumat 24 September 2021.
Baca Juga: Update Umrah 2021: Saudi Masih Kaji Penggunaan Vaksin Sinovac dan Sinopharm
Menurut Wawan, banyak negara di dunia yang membuka diri tanpa mensyaratkan adanya vaksin maupun tes PCR bagi warga negara luar.
Negara lainnya membuka diri dengan menerima semua vaksin termasuk Sinovac yang banyak dipakai Indonesia.
"Seperti negara Maldives, Turki, Swiss maupun Selandia Baru yang membuka diri," katanya.
Teknisnya jemaah umrah asal Indonesia pergi ke negara-negara ketiga untuk kunjungan wisata lalu melanjutkan diri dengan penerbangan ke Arab Saudi.
"Banyak penerbangan dari negara-negara ketiga ke Arab Saudi sehingga kita tak perlu khawatir," ujarnya.
Hanya, Wawan menyatakan, kalau umrah dari negara ketiga akan mencoreng citra Indonesia dan tidak ada kebanggaan berangkat dari negara sendiri.
"Bagaimana wajah Indonesia kalau travel umrah Indonesia beramai-ramai berangkat dari negara ketiga?" katanya.
FKS Patuh Jabar meminta pemerintah segera melobi pemerintah Arab Saudi agar membuka pintu umrah umrah bagi jemaah Indonesia.
"Aturan pemerintah Indonesia juga jangan terlalu ketat baik soal tes PCR maupun isolasi karena negara lain sudah membebaskannya," katanya.***