JURNAL SOREANG- Dakwah digital di era industri 4.0 tak bisa terelakkan sehingga pendakwah termasuk remaja masjid tidak boleh gagap teknologi (gaptek). KemampuN menguasai dakwah digital ini mampu menjangkau masyarakat lebih luas.
"Dakwah dengan memanfaatkan teknologi merupakan sebuah alternatif bagi kaum remaja masjid untuk menyebarkan syiar Islam dengan wajah Islam penuh kedamaian," kata koordinator tim inti pelatihan tutor Ikatan Remaja Masjid (Irma) Jabar, Rifa Anggyana, saat dihubungi, Jumat, 9 Oktober 2020.
Dia mencontohkan pelatihan tutor remaja masjid yang dilakukan secara daring bagi ribuan peserta yang digelar secara bertahap.
Baca Juga: Perguruan Tinggi Swasta Kecewa dengan DPR Soal UU Cipta Kerja. Ini Masalahnya
"Peserta pelatihan terdiri atas Ketua/Sekretaris/Pengurus Remaja Masjid SMP/MTs, SMA/SMK/MA Se-Jawa Barat. Jumlah peserta ribuan orang cukup sulit ditangani apabila dengan pelatihan tatap muka," katanya.
Pelatihan memakai berbagai medsos dan aplikasi baik WhatsApp (WA), YouTube, maupun aplikasi umma. "Kalau penceramah gak memahami teknologi informasi pasti akan kesulitan untuk mengisi ceramah via medsos dan aplikasi," katanya.
Rifa mengatakan, masjid harus berfungsi sebagai pusat ibadah dan pengembangan remaja masjid dalam meningkatkan keimanan, ketaqwaan, pendidikan dan keterampilan.
Baca Juga: Sempat Ricuh, Aksi Berujung Damai