Maksimalkan di Hari-Hari Terakhir Ramadhan, Ini Caranya Menurut Presiden Paguyuban Asep Dunia (PAD)

- 8 April 2024, 09:43 WIB
Ir. H. Asep Ruslan Saat Menjadi Imam dan Khotib Jum’at di Masjid Al-Muhajir Rw.02 Komplek Bumi Panyileukan Kota Bandung
Ir. H. Asep Ruslan Saat Menjadi Imam dan Khotib Jum’at di Masjid Al-Muhajir Rw.02 Komplek Bumi Panyileukan Kota Bandung /Sumber : twibbon Asep Ruslan /

JURNAL SOREANG – Menjadi rahasia umum yang sering disampaikan para ustadz bahwa bulan suci Ramadhan dibagi menjadi tiga bagian penting, berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abi Dunya dan Ibnu Asakir, bersumber dari Abu Hurairah RA.

“Ramadhan itu adalah bulan awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh ampunan dan ujungnya pembebasan dari api neraka”. 

Tinggal hitungan hari, Ramadhan akan pergi meninggalkan kita. Mari kita manfaatkan momen singkat ini semaksimal mungkin agar tidak ada penyesalan dikemudian hari, karena tidak ada jaminan kita akan kembali bertemu dengan Ramadhan di tahun berikutnya.

 

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang agung, dan mulia, lebih mulia daripada sebelas bulan lainya. Segala amal ibadah yang kita lakukan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda, berbeda dengan balasan pahala selain di bulan Ramadhan. Jika di luar Ramadhan pahala yang didapatkan satu kebaikan, di bulan ini amal kita akan diganjar ratusan pahala kebaikan,” kata Presiden Paguyuban Asep Dunia (PAD). 

“Kita perlu mengoreksi diri sendiri sebagai bahan introspeksi dan evaluasi. Mulai awal Ramadhan sampai hari ini, apakah kualitas dan kuantitas ibadah kita sudah sesuai yang diharapkan? Apabila sudah, mari kita jaga sekuat tenaga agar tetap terpelihara hingga akhir Ramadhan. Jika belum sesuai dengan harapan, mari kita tingkatkan dengan segenap daya upaya, selagi masih ada kesempatan,” ujarnya.

“Ibarat seseorang yang sedang membangun sebuah gedung. Ia sudah membangun 70 persen, tinggal 30 persen lagi sisanya. Nah, yang 30 persen itu menjadi sangat menentukan. Kalau finishing-nya bagus, maka bangunan itu akan menjadi sebuah gedung yang indah. Tapi jika finishing-nya dikerjakan secara asal-asalan, tentu akan memiliki nilai dan kualitas yang rendah, sehingga tidak lagi bisa menjadi gedung yang dibanggakan.” 

Baca Juga: Tutup Pesantren Ramadhan, MI Al Halim Perum Gading Tutuka 2 Adakan Lomba dan Bakti Sosial untuk Warga Sekitar

“Demikian juga shaum Ramadhan ini, memasuki sepuluh hari terakhir ini, mari kita lebih giat lagi, guna menyempurnakan ibadah Ramadhan kita. Agar Ramadhan kita, tidak menjadi Ramadhan asal-asalan. Agar jerih payah kita bernilai mulia di sisi Allah swt, marilah kita maksimalkan episode terakhir Ramadhan ini dengan i’tikaf sebagaimana Rasulullah SAW mencontohkannya.”

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, ‘Aisyah ra menceritakan, “Adalah Rasulullah, apabila sepuluh malam terakhir Ramadhan telah tiba, beliau menghidupkan malam dengan shalat dan berbagai ibadah, membangunkan keluarganya untuk shalat malam dan ibadah-ibadah yang lain, bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi apa yang biasanya dilakukan dan tidak menggauli istri-istrinya (HR. Bukhari dan Muslim).

Untuk itu sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk lebih optimal beribadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan seperti, I’tikaf, shalat malam, dzikir, membaca dan mengkaji al-Quran, dan memperbanyak do’a agar mendapat kenikmatan Lailatul Qadar.

 

Yaitu malam penuh kemuliaan, dimana ibadah di dalamnya lebih baik daripada ibadah seribu bulan di luar bulan Ramadhan.

“Allah memang merahasiakan kapan Lailatul Qadar itu terjadi. Akan tetapi Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk memburunya pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Mintalah ma’af kepada Allah atas segala dosa dan maksiat kita, Allah akan bersihkan sebersih-bersihnya dan Allah ganti catatan itu dengan limpahan pahala yang berlipat ganda,” tutur Asep Ruslan.

Inilah do’a yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Aisyah RA, “Allohumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii”. Artinya: “Ya Allah sesungguhnya Engkau maha pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah aku” (HR. Tirmidzi).

Baca Juga: Bulan Ramadhan Waktu Tepat Berlatih Shalat agar Lebih Khusyu, Berikut Maksudnya Menurut Dede Supriatna

10 hari terakhir Ramadhan adalah waktu yang paling baik untuk berdoa. Di dalamnya terkumpul banyak sekali waktu-waktu mulia dan mustajabah. 

“Waktu-waktu tersebut mari kita manfaatkan untuk terus-menerus berdoa, do’a kebahagiaan dunia-akhirat, memohon ampunan dosa, keberkahan rezeki, panjang umur dalam ketaatan, terhindar dari segala macam bencana, musibah, wabah dan lain sebagainya,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Rahmat Lil Alamin. 

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad, ketika Rasulullah SAW akan menaiki mimbar untuk khutbah Jum’at, pada anak tangga pertama beliau mengucapkan amin. Kemudian naik pada anak tangga kedua, beliau juga mengucapkan amin, begitu juga pada anak tangga ketiga beliau mengucapkan amin.

 

Setelah selesai shalat, para sahabat kemudian bertanya, ''Wahai Rasulullah, mengapa engkau mengucapkan amin pada anak tangga pertama sampai ketiga? ”

Rasulullah SAW menjawab, “Pada anak tangga pertama aku mengucapkan amin, karena malaikat Jibril membisikkan kepadaku. Celakalah dan merugilah orang yang ketika disebut namamu wahai Muhammad, dia tidak bershalawat kepadamu.” 

“Pada anak tangga kedua aku mengucapkan amin, karena malaikat Jibril membisikkan kepada ku. Celakalah dan merugilah orang yang tinggal bersama kedua orang tuanya, tetapi tidak membuatnya masuk surga”.

Baca Juga: Atlet Berprestasi Asal Kabupaten Bandung Mendapat 'Uang Kadeudeuh' di Bulan Ramadhan, Ini Harapan Kang DS

Dan pada anak tangga ketiga aku mengucapkan amin, karena malaikat Jibril membisikkan kepadaku, “Celakalah dan merugilah orang yang melaksanakan ibadah shaum di bulan Ramadhan, tetapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya”. 

Kita masih diberi kesempatan beberapa hari lagi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt, meminta ampun kepadaNya agar dosa-dosa kita diampuni dan taubat kita diterima.

Sehingga kita tidak termasuk golongan orang celaka dan merugi yakni orang yang melaksanakan ibadah shaum di bulan Ramadhan tapi Allah tidak mengampuni dosa-dosanya.

 

Rasulullah SAW bersabda, “Roghima anfu ‘abdin au ba’da dakhola ‘alaihi romadhoonu, falam yughfar lahu.” Artinya: “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni" (HR. Ahmad).

Marilah kita optimalkan seluruh ibadah kita di bulan suci yang tinggal beberapa hari lagi ini dengan sebaik-baiknya. Angaplah saja ini Ramadhan terakhir bagi kita, karena kita tidak tahu kapan pastinya Malaikat Izroil akan dating mencabut nyawa kita.

“Hadirkanlah gambaran bahwa ini adalah persembahan ibadah kita yang terakhir kepada Allah swt, sehingga kita akan bersungguh-sungguh menunaikannya,” ujarnya. 

Baca Juga: Berkah Ramadhan! Bersama DWP Diskominfo, IKWI Kabupaten Bandung Bagikan Takjil Gratis

Rasulullah SAW bersabda, “Man shooma romadhona iimanan wah tisaban, ghufiro lahuu maa taqoddama min dzanbih”. Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka semua dosanya yang lalu akan diampuni” (HR Bukhari dan Muslim).

“Semoga kita diberikan umur panjang, sehat wal afiat, taaf kepada Allah SAW, dan dosa-dosa kita diampuni Allah SWT. Semoga Ramadhan tahun ini, kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik dan menyandang predikat orang yang bertakwa,” pungkasnya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah