JURNAL SOREANG - Secara etimologis, istikomah berasal dari kata istaqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istikomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
Sedangkan menurut terminologi akhlak, istikomah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun berbagai macam tantangan dan godaan.
Istilah Istikomah sudah sering kita dengar saat menyangkut urusan ibadah, atau pada seseorang yang ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Amalan yang dikerjakan secara istiqomah juga menjadi amalan yang dicintai oleh Allah SWT, meskipun amalan tersebut hanya berupa amalan kecil.
Seseorang yang istikomah dalam kerangka tauhid, maka insya Allah akan dapat istiqamah di atas jalan yang lurus dalam segala aspek kehidupan. Dia pun juga akan dapat ber-istiqamah dalam segala aktivitas, dalam segala situasi dan kondisi
Artinya dasar istikamah adalah keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Oleh karenanya, orang yang terus menerus melaksanakan ibadah dan kebaikan, maka ia patut mendapatkan julukan sebagai orang yang istiqamah.
Sebaliknya, orang yang tetap melakukan perbuatan maksiat dan dosa, maka tidak bisa disebut sebagai orang yang istiqamah dalam perbuatan maksiat dan dosa. Sementara Umar RA ini lebih mentikberatkan pada aspek kontinuitas seseorang dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Baca Juga: Sholawatlah Kepada Nabi Muhammad, Allah Akan Penuhi Kebutuhan, Begini Tulisan Ustaz Dede Supriatna