Simak! Keutamaan dan Cara Menunaikan Puasa Syawal

- 29 April 2023, 05:35 WIB
Ilustrasi Ilustrasi Keutamaan dan Cara Menunaikan Puasa Syawal
Ilustrasi Ilustrasi Keutamaan dan Cara Menunaikan Puasa Syawal /Freepik/freepik

Baca Juga: Kemenag Umumkan Hasil Seleksi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Ini Link Nama yang Lulus

Dari hadits di atas, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa cara menunaikan puasa syawal ini bisa dilakukan secara berturut-turut, misal dari mulai hari senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu. Atau juga bisa dilakukan tidak berturut-turut misalkan dari tanggal 3,4,5, kemudian dijeda karena ada suatu keperluan menghadiri undangan, setelah itu kemudian dilanjutkan kembali sampai dengan 6 hari.

Dari kedua cara tersebut, baik secara berurutan maupun tidak, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa keduanya sama-sama baik. Jika puasa Ramadhan dan puasa selama 6 hari di Bulan Syawal ini dilakukan, maka seakan-akan ia menyempurnakan puasa selama satu tahun.

Ustadz Adi Hidayat menyampaikan ada sebagian ulama yang melogika kan secara tekstual hadits ini dengan cara menghitung. Puasa Ramadhan yang dilakukan selama satu bulan, baik 29 atau 30 hari, kemudian dikalikan 10 kebaikan, sehingga menjadi 290 hari atau 300 hari. Kemudian puasa 6 hari di Bulan syawal dikalikan 10, maka menjadi 60 hari. Apabila diakumulasikan, maka berjumlah 350 atau 360 hari atau satu tahun.

Baca Juga: Atlet Paralimpik Tenis Meja Indonesia Ditemukan Meninggal di Stasiun Kereta Api, Ini Kronologi Lengkapnya

Adapun yang mendasari setiap harinya dikalikan 10 kebaikan adalah Surat Al An’am ayat 160:

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

“Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)”.

Baca Juga: Hebat! 5 Mangaka Terkaya di Jepang, Nomor 4 Tak Terduga

Secara kontekstual, dari hadits tadi, Ustadz Adi hidayat menjelaskan bahwa ketika kita mampu mensyukuri nikmat menunaikan ibadah di Bulan Ramadhan dan mampu mengaktualisasikan nikmat itu dengan meneruskan secara konsisten ibadah-ibadah kita dalam rangka syukur, maka itu yang diapresiati tinggi oleh Allah subhanahu wata’ala.

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x