Bahkan, Serat Centhini juga mengandung ajaran tasawuf sufi di dalamnya. Namun, Serat Centhini lebih dikenal sebagai kitab ilmu seks milik orang Jawa atau buku Kamasutra-nya Indonesia.
Padahal, seks merupakan salah satu bahasan dalam Serat Centhini. Namun, bahasan yang sedikut tersebut justru menyita banyak perhatian.
Hal yang membuat Serat Centhini lebih dikenal lagi sebagai kitab ilmu seks, yakni dengan terbitnya buku berjudul "Centhini: Kitab Seks Jawa" karya Agus Wahyudi pada tahun 2020.
Baca Juga: Dear Bobotoh, Dukung Persib Bandung Secara Positif Yuk!
"Anggapan tersebut (Serat Centhini sebagai kitab seks) tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Seks dalam Serat Centhini setidaknya memiliki dua fungsi utama yakni sebagai bagian dari ajaran (pengetahuan) dan sebagai sarana humor," tulis Agus dalam Pendahuluan buku "Centhini: Kitab Seks Jawa".
Disebutkan, masyarakat Jawa sudah mengenal kalender hubungan intim suami istri sejak 200 tahun lalu atau sejak Serat Centhini terbit pertama kali pada tahun 1814 Masehi.
Menurut Serat Centhini, selain malam Jumat, ada empat waktu lainnya yang tepat atau afdol dalam melakukan hubungan intim suami istri.