Network
JURNAL SOREANG - Lebaran Haji atau Hari Raya Idul Adha akan segera tiba. Kedatangan hari besar ini tentu akan dimulai dengan Bulan Dzulhijah, dimana ibadah haji dan qurban dilaksanakan.
Bulan Dzulhijah merupakan bulan terakhir dalam kalender Hijriyah atau Qamariyah. Menjadi salah satu bulan mulia atau syahrul hurum.
Amalan-amalan dianjurkan di Bulan Dzulhijah, khususnya di sepuluh hari pertama yang memiliki keutamaan. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah puasa sunah.
Puasa disunahkan di sembilan hari pertama Bulan Dzulhijah, dimana tanggal satu hingga tujuh merupakan puasa sunah bulan tersebut, sedangkan hari kedelapan merupakan puasa tarwiyah, dan hari kesembilan adalah puasa Arafah.
Keutamaan dan keistimewaan sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijah dijelaskan hadis berikut ini:
ا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هٰذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
"Tidak ada hari dimana amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijah. Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab: ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa puasa menjadi salah satu amalan yang dianjurkan dilaksanakan di bulan tersebut.
