Network
JURNAL SOREANG – Di antara ibadah yang utama dilaksanakan pada bulan Dzulhijah adalah puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijah) saat jemaah haji berwujud.
Dalam hadits dari sahabat Abu Qatadah dinyatakan, bahwa Nabi saw pernah ditanya tentang puasa Arafah dan puasa Asyuro,
Beliau saw menjawab, “Dia akan menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya.
Dan puasa Asyuro (10 Muharram), saya berharap kepada Allah dia akan menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim No. 1162)
Puasa Arafah memiliki keutamaan menghapus dosa setahun sebelum dan satu tahun sebelumnya.
Namun pertanyaannya, apakah hal ini berlaku untuk seluruh dosa? Atau bila perlu seorang bisa beralasan dengan puasa Arafah untuk melegalkan maksiat yang dia lakukan?
Baca Juga: NAIK HAJI 2022: Apa Itu Haji Furoda, Berapa Biaya yang Harus Dikeluarkan Jemaah? Simak Rinciannya!
Mari kita simak penjelasan Imam Nawawi berikut, ketika menjelaskan hadits di atas,
Makna hadits ini, puasa Arafah akan menghapus dosa selama dua tahun (yaitu 1 tahun sebelum dan sesudahnya).
Bagi orang yang melakukan puasa ini, para ulama mengatakan, “Maksudnya dosa-dosa yang terhapus itu adalah dosa kecil.”
Bila tidak memiliki dosa kecil, diharapkan puasa ini menjadi penyebab meringankan dosa besar yang dia lakukan.
Apabila tidak memiliki dosa besar, puasa ini akan menjadi puasa ini akan menjadi penyebab naik derajatnya. (Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim).
