Network
Jadi, dosanya yang terampuni dengan sebab puasa Arafah dan amal shaleh lainnya, hanya dosa kecil saja.
Maka tidak benar beralasan dengan puasa Arafah, untuk menghibur diri supaya merasa aman/legal melakukan dosa besar.
Karena dosa yang disinggung dalam hadits, yang terhapus dengan puasa Arafah, maksudnya adalah dosa kecil saja.
Dosa besar, hanya terampuni dengan taubat yang jujur kepada Allah, yakni memohon ampunan, penyesalan, serta tekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Justru terus-menerus melakukan dosa, tanpa ada upaya melakukan taubat, adalah penyebab dosa itu semakin besar di sisi Allah.
Tidak ada situasi aman untuk orang-orang yang seperti ini anggapannya. Bahkan dosa kecil saja, yang dilakukan terus menerus bisa menjadi dosa besar.
Bahkan dosa kecil saja, yang dilakukan terus-menerus, bisa menjadi dosa besar, apalagi dosa besar yang kontinyu dilakukan dan tidak ada rasa menyesal yang mendorongnya untuk bertaubat.
Tidak ada dosa besar bila disertai istighfar. Dan tidak ada istilah dosa kecil jika dilakukan terus-menerus.
Tidak cukup dengan melakukan amal saleh kemudian dosa kecil terhapus. Ada syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkaj fadhilah ini. Yaitu, meinggalkan dosa-dosa besar.
Baca Juga: NAIK HAJI 2022: Sudah Bayar Mahal! Begini Kondisi dan Fasilitas Maktab Haji Furoda di Arafah
