Sejarah Lebaran Idul Fitri yang Dicetuskan oleh Nabi Muhammad SAW, Merayakan Dua Kemenangan

- 2 Mei 2022, 19:00 WIB
Sejarah Lebaran Idul Fotri yang Dicetuskan Nabi Muhammad SAW./Tangkap Layar YouTube askamza channel
Sejarah Lebaran Idul Fotri yang Dicetuskan Nabi Muhammad SAW./Tangkap Layar YouTube askamza channel /

JURNAL SOREANG – Lebaran Idul Fitri salah satu hari raya umat muslim dimana semua umat muslim di seluruh dunia merayakannya.

Idul Fitri adalah hari raya yang sebenarnya merupakan ungkapan syukur atas keberhasilan menahan hawa nafsu, termasuk lapar dan haus di siang hari selama satu bulan penuh.

Lantas di balik perayaan Lebaran Idul Fitri hari kemenangan ini, ternyata ada sejarah Idul Fitri yang penting diketahui oleh setiap umat muslim, berikut penjelasannya.

Baca Juga: Prediksi Pemain Kunci Antar Lini Timnas Spanyol di Piala Dunia 2022, Grup Neraka Jadi Ujian yang Terlalu Dini

Sebelum ajaran islam diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di Makkah, masyarakat Jahiliyah Arab sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan.

Kaum Arab Jahiliyah menggelar kedua hari raya itu dengan menggelar pesta-pora. Selain menari-nari, baik tarian perang maupun ketangkasan.

Kaum Arab Jahiliyah juga merayakan hari raya dengan bernyanyi dan menyantap hidangan lezat serta minuman memabukkan.

Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa di Kota Pontianak, Minggu 1 Mei 2022

Setelah turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriyah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha,” (HR Daud dan Nasai)

Setiap kaum memang memiliki hari raya masing-masing. Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi dan Rasul mengutip sebuah hadits dari Abdullah bin Amar:
“Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Puasanya Nuh adalah satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha,” (HR Ibnu Majah).

Jika merujuk pada hadis di atas, maka umat Nabi Nuh AS pun memiliki hari raya. Sayangnya, kata Ibnu Katsir, hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah itu sanadnya dhaif (lemah).

Baca Juga: Kekuatan Portugal di Piala Dunia 2022 Qatar, Begini Komentar Michael Owen terhadap Kehebatan Cristiano Ronaldo

Nabi Muhammad SAW membenarkan bahwa setiap kaum memiliki hari raya. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Abu Bakar pernah memarahi dua wanita Anshar memukul rebana sambil bernyanyi-nyanyi.

“Pantaskah ada seruling setan di rumah, ya Rasulullah Saw?,” tanya Abu Bakar.

“Biarkanlah mereka wahai Abu Bakar karena tiap-tiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita,” sabda Rasul Saw.

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk pertama kalinya dirayakan umat Islam selepas Perang Badar pada 17 Ramadhan Tahun ke-2 Hijiriyah.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa di Kota Palangkaraya, Minggu 1 Mei 2022

Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan. Sebanyak 313 kaum Muslimin harus berhadapan dengan 950 tentara dari kaum kafir Quraisy.

Pada tahun itu, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat merayakan dua kemenangan, yakni keberhasilan mengalahkan pasukan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa.

Dari sinilah lahirnya ungkapan “Minal 'Aidin wal Faizin” yang lengkapnya ungkapan doa kaum Muslim saat itu: Allahummaj 'alna minal 'aidin walfaizin

Yang artinya, Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (dari Perang Badar) dan mendapatkan kemenangan.***

Editor: Handri

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah