Manusia diumpamakan anai-anai atau laron untuk menggambarkan kebingungan yang sangat hebat. Mereka berlarian kesana- kemari nggak tahu apa yang harus dilakukan, dan bagaimana mereka bakal diperlakukan .
Bahkan, dalam ayat 33 - 37 Surat Abasa ( 80 ) diungkapkan bahwa pada hari kiamat, orang tua tidak akan bisa menolong anaknya, begitu pula anak tidak bisa menolong orang tuanya. Masing - masing sibuk dengan dirinya sendiri.
Baca Juga: Waduh! Bahaya Gletser ’Kiamat’ Antartika di Prediksi Akan Segera Mencair
Manusia mengalami ketakutan yang sangat hebat pada hari kiamat karena bumi tempat mereka berpijak dan langit tempat mereka berteduh hancur berantakan bagai bulu domba yang beterbangan.
Setelah alam semesta hancur luluh dan semua yang ada di dalamnya mati, mulailah babak kehidupan baru, yaitu kehidupan akhirat.***