Meneladani Akhlak Nabi: Pemaaf dan Tidak Memonopoli dalam Pembicaraan, Ini Maksudnya

- 2 Februari 2022, 17:16 WIB
Ilustrasi maaf. Meneladani Akhlak Nabi: Pemaaf dan  Tidak Memonopoli dalam Pembicaraan, Ini Maksudnya
Ilustrasi maaf. Meneladani Akhlak Nabi: Pemaaf dan Tidak Memonopoli dalam Pembicaraan, Ini Maksudnya /Pixabay/Kalhh

JURNAL SOREANG - Sifat Pemaaf merupakan salah satu sifat yang harus tumbuh dalam diri seorang muslim, karena memiki sifat ini akan menghindarkan kita dari dari penyakit hati.

Ciri sifat pemaaf adalah ciri mukminin yang kaya hatinya, dan sebesar-besarnya kesabaran. Sebagaimana dikutip JURNAL SOREANG dalam bukunya, Nabi Suami Teladan.

1. Bersifat Pemaaf

Ahlak terpuji seorang muslim lainnya ialah bersifat pemaaf tanpa liminta, tidak suka mencari-cari masalah, sabar, tidak mendendam dan dengki. Rasulullah SAW bersabda.

Baca Juga: Tetap Sehat Termasuk Saat Pandemi? Tirulah Akhlak Nabi Muhammad SAW, Ini Keterangan dr. Zaidul Akbar

"Siapa yang memaafkan kesalahan orang, pasti Allah akan memaafkan kesalahannya, dan siapa yang merasa kaya jiwanya, pasti Allah akan membuatnya kaya, siapa yang mampu bersabar pasti Allah akan memberinya kesabaran, dan apa yang diberikan oleh seseorang berupa pemberian sebenarnya adalah termasuk kebajikan dan bagian kesabaran" (HR Imam Malik, Bukhari, Muslim).

2. Tidak Memonopoli Dalam Pembicaraan

Seorang muslim yang rela diatur oleh Islam, harus menjauhkan diri dari sifat ingin memonopoli dalam pembicaraan (karena merasa pandai berbicara), dan tidak memaksakan kehendaknya dalam pembicaraan itu, karena ingin disebut hebat dan ingin menonjolkan diri.

Sifat Mutanaththo (ingin menguasai pembicaraan karena merasa pintar) dan tsartsarah (banyak bicara namun tiada arti) itu bukanlah akhlak Islam.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Buku Nabi Suami Teladan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x