Merinding! Pidato Bung Tomo Membakar Semangat Ketika Pertempuran 10 November 1945

- 10 November 2021, 16:30 WIB
Salah satu Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, Bung Tomo yang jadi orator ulung
Salah satu Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, Bung Tomo yang jadi orator ulung /Instagram @soerabaia_heroescity/


JURNAL SOREANG - Pidato Bung Tomo pada 10 November 1945 di Surabaya membakar para pejuang Indonesia untuk melawan pasukan Inggris dan sekutu.

Pertempuran 10 November yang menjadi cikal bakal Hari Pahlawan terjadi akibat tewasnya pemimpin pasukan Inggris Brigjen J Mallaby, serta ultimatum terhadap para pejuang untuk meletakkan senjata dan menyerah kepada tentara sekutu.

Pidato tersebut disampaikan Bung Tomo melalui siaran radio yang juga menyebar ke berbagai wilayah lain di Indonesia.

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber. Berikut isi pidato Bung Tomo yang disampaikan pada 10 November 1945.

Baca Juga: Pesan Moral Cut Meutia, Sosok Pahlawan Perempuan Dalam Uang Kertas Rp1000

"Bismillahirrohmanirrohim.
Merdeka.

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk Kota Surabaya.

Kita semuanya telah mengetahui. Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.

Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangan tentara Jepang.

Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.

Baca Juga: Hari Pahlawan juga Renungan Bagi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Masihkah Guru Relevan dengan Sebutan itu?

Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.

Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.

Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan mereka masing-masing. Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.

Baca Juga: Kenapa Tanggal 10 November Diperingati Sebagai Hari Pahlawan? Ini Alasannya

Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol. Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara. Dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri. Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya. Kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya, ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkanlah ini tentara Inggris.

Baca Juga: Kerajinan Amai Setia Warisan Rohana Kudus, Pahlawan Perempuan Minangkabau

Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada Kau sekalian.

Hai tentara Inggris!

Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu. Tuntutan itu, walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada, tetapi inilah jawaban kita. Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih. Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga.

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!

Tetapi saya peringatkan sekali lagi. Jangan mulai menembak. Baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka. Itulah, kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Baca Juga: Hari Pahlawan 2021,Menolak Lupa 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur Dalam Peristiwa G30S-PKI

Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara,
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Merdeka!!!

Demikian isi pidato Bung Tomo yang berhasil membakar semangat perjuangan masyarakat Surabaya untuk mengusir tentara Inggris.***

Editor: Sarnapi

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah