Kemudian UAS melanjutkan, bahwa melakukan tasybiq saja tidak boleh apalagi bermain handphone.
Lalu, cara yang ketiga adalah dengan menjawab atau sambut seruan azan ketika berkumandang.
Sebagaimana penuturan UAS, barang siapa yang bercakap ketika azan berkumandang, dikhawatirkan matinya suul khatimah.
Kemudian, cara yang keempat adalah ketika mulut membaca bacaan shalat, hati mengingat.
Baca Juga: Keutamaan Puasa Bulan Muharam, Ustaz Adi Hidayat Menerangkan
Nabi Muhammad saw. pun ketika shalat mulutnya bergerak membaca bacaan shalat, sebagaimana diungkapkan oleh Khabbab ibnul Arats.
Khabbab ibnul Arats mengungkapkan hal itu, karena melihat jenggot Nabi bergoyang saat shalat.
Cara yang terakhir adalah pahami bacaan shalat, tetapi bukan berarti menerjemahkan bacaan.
Baca Juga: Bolehkah Mengeringkan Air Wudhu di Wajah? Bagaimana Hukumnya? Ustaz Zahrudin M Nafis Menjawab
Menurut UAS, tidak perlu diterjemahkan bacaan shalat melainkan cukup dipahami saja bacaan shalat.