Baca Juga: Ceramah Singkat KH. Zainuddin MZ: Tidak Ada Garis Finis Dalam Perlombaan Materi dan Harta
Selama ini kita Iman dalam ucapan, tapi sekuler dalam perbuatan. Di masjid ada Allah, di kantor Allah ‘tidak ada’, maka korupsi merajalela. Di masjid ada Allah, di pasar Allah dianggap tidak ada, maka timbangan tetap curang.
Oleh karena itu, sesulit apa pun zaman yang kita hadapi, Iman juga lah pegangan kita. Allah juga tempat kita bersandar.
Boleh zaman berubah, akidah jangan sampai goyah. Karena Iman kita hidup, untuk iman kita berjuang, dan dalam Iman kita ingin kembali menghadap Allah SWT.
Intan paling mahal, mutiara paling berharga, tidak lain adalah nilai-nilai keimanan. Kalau itu sudah tergadai, apalagi yang bisa kita banggakan dalam kehidupan ini?
Baca Juga: Ceramah Singkat KH. Zainuddin MZ: Orang Tidak Puasa Boleh Merayakan Lebaran
Kita merasa, harta kita berharga. Belum ada artinya ketimbang Iman. Kedudukan kita punya nilai, pun belum ada artinya ketimbang dengan nilai-nilai keimanan.
Itu intan paling mahal, itu mutiara paling berharga. Harta baru ada manfaatnya kalau dilandasi dengan iman. Jabatan dan kedudukan, baru terasa gunanya kalau dilandasi dengan keimanan.
Kalau jabatan lepas dari iman, yang akan lahir Firaun-firaun baru. Kalau harta terlepas dari iman, yang akan muncul adalah konglomerat-konglomerat Qarun.
Kalau ilmu pengetahuan terlepas dari dasar keimanan, maka yang akan muncul adalah ilmuwan-ilmuwan pelacur. Menyalahkan yang benar, membenarkan yang salah untuk kepentingan pribadi.