Teks Ceramah Ramadhan 2021: 90 Persen Isi Alquran Soal Muamalah dan Hanya 10 Persen Akidah

- 27 April 2021, 21:04 WIB
H. Aam Munawar (Ketua Komisi Infokom MUI Kabupaten Bandung dan Pengawas PAI Disdik Kabupaten Bandung).
H. Aam Munawar (Ketua Komisi Infokom MUI Kabupaten Bandung dan Pengawas PAI Disdik Kabupaten Bandung). /Istimewa/

Banyak doktor dan guru besar hukum Islam yang memandang pemikiran beliau sebagai gagasan yang sesat dan menyesatkan, sebab bila ditinjau dari perspektif fikih (hukum Islam) diskursus  itu tidak ditemukan, yang ada adalah ibadah haji itu wajib untuk yang pertama kali dalam seumur hidup dan sunah bagi yang kesekian kalinya.

Padahal jika ditinjau dari perspektif muamalah, gagasan guru besar filsafat Islam itu ada benarnya, yaitu apabila seorang yang sudah pernah berhaji kemudian bekerja keras untuk memperoleh ongkos berikutnya untuk haji yang berikutnya. Sementara dia membiarkan  tetangganya yang kelaparan, fakir dan miskin juga anak-anak yatim dibiarkan merana dengan kesengsaraan.

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021, Ramadhan Mampu Membakar Dosa-dosa Kita

Bukankah jika ongkos untuk dia berhaji yang kesekian kali itu diberikan untuk menyantuni mereka, mungkin ada sekian dhu’afa (orang-orang lemah) yang dapat terselamatkan. Bukankah perbuatan itu juga sebuah kebajikan di mata Allah?

Ibnu Asyikin meriwayatkan hadis dari Sahabat Anas, Rasulullah saw bersabda: Bukanlah orang yang baik di antara kalian, orang yang meninggallkan kehidupan dunianya untuk mendapatkan kebaikan di akhiratnya, dan (bukan orang yang baik pula) yang meninggalkan akhiratnya untuk dunianya, sehingga dia mau menyeimbangkan di antara keduanya. Sesungguhnya dunia itu adalah jembatan untuk (mendapat kebaikan) di akhirat”.

Diskusi tentang Islam yang rahmatan lil’alamien ini memang masih terus berjalan, namun sebagiannya sudah menunjukan hasil yang cukup menggembirakan, terbukti sudah semakin banyak generasi muslim dari kalangan santri yang pemikirannya sudah mulai terbuka dan menggelorakan pentingnya mengkaji Islam secara lebih utuh.

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021, Membedah Tradisi Petasan Saat Ramadhan

Jika Islam dibangun di atas pondasi keseimbangan (equality)¸ maka dapat dipastikan ajaran Islam mengajak umatnya untuk dapat menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, antara spiritual dan sosial, dan antara jasmani dan rohani. Termasuk dalam hal ini kewajiban untuk berpuasa.

Puasa (Arab : saum) secara bahasa mengandung arti menahan, yaitu menahan diri dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam mata hari, bukan hanya melatih spiritual atau rasa keagamaaan, melainkan juga ada sisi pelatihan fisiknya, juga sosial.

Secara sederhana, di saat perut kosong, maka secara otomatis organ pencernaan kita diistirahatkan dari aktifitas rutin yang di hari-hari lain jarang berhenti karena terus mencerna makanan. Ibarat sebuah mesin, pengistirahatan dibutuhkan untuk membuatnya kembali fresh dan semakin optimal untuk mengemban tugasnya kembali di hari berikutnya.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x