Perbanyak Amalan Batin Selama Bulan Ramadhan, Apa Saja Amalannya? Berikut Pemaparan Dede Supriatna

24 Maret 2024, 11:10 WIB
Ustaz Dede Supriatna, pensiunan dan alumni Takhasus Kulliyatul Muballighin Yayasan Assyakur Lingga /Istimewa /

JURNAL SOREANG - Menurut Wikipidea pengertian amalan batin merupakan suatu amalan yang dapat dirasa dengan hati dan dapat dipikir dengan akal pikiran.

Amalan yang batin  dikenal sebagai sifat mahmudah (sifat-sifat terpuji) dan yang dilarang ialah sifat mazmumah (sifat-sifat terkeji). 

Penceramah kondang  buya Yahya menjelaskan amalan batin pada bulan
Ramadhan  dapat berupa   berupa introspeksi diri sejauh mana hati dan pikiran Anda memahami dan rindu kepada bulan Ramadhan yang penuh  keagungan dan kemuliaan.

 

Langkah utama  menyambut  Ramadhan adalah menumbuhsuburkan kerinduan di hati untuk bisa menyambut Ramadhan dengan ibadah. Ada amalan yang hendaknya dilakukan pada bulan Ramadhan, diingatkan Buya Yahya ada amal lahir atau dzohir dan amal qolbu yakni amalan hati.

Amal dzohir meliputi amalan atau ibadah ritual , namun tak kalah penting,  umat muslim harus merasakan hati yang rindu dan senantiasa akan kehadiran bulan Ramadhan.

 Sebagaimana diketahui, pada bulan Ramadhan umat Islam diperintahkan menuaikan puasa selama 30 hari atau satu bulan. 

Baca Juga: Perbanyak Bersyukur di bulan Ramadhan, Ini Caranya Menurut Dede Supriatna

Menurut Ustadz Fazlurrohman Lc MPd, tak hanya berpuasa di siang hari, pada malam harinya dianjurkan kaum muslimin memperbanyak qiyamul lail atau sholat-sholat malam, di antaranya shalat Tarawih, shalat Tahajud, shalat Witir dan lainnya.

Amalan batin itu penting diperhatikan manusia saat menjalankan ibadah. Jika amalan batinnya meleceng maka bisa merusak amalan dhohir sehingga manusia tidak mendapatkan pahala. Ketika menjalankan ibadah jangan sampai diiringi riya karena bisa merusak pahalanya

 Mengutip surat al-Ankabut ayat 6, artinya: Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

 

Dijelaskan, ada orang rajin beribadah seperti shalat apakah kemudian dia mendapatkan pahalanya. Ternyata belum tentu karena tergantung dari amalan batinnya.

Lantas dia berkisah lagi berdasarkan hadits shahih riwayat Imam Muslim. ”Pada yaumul hisab yang pertama dipanggil Allah dalam sidang nanti ada tiga orang,” ujarnya.

Pertama, kata dia, orang yang berjihad bukan karena agama Allah. Orang mati berjihad lalu Allah menunjukkan nikmatnya surga. Lalu orang ini ditanya, apa yang kamu perbuat sehingga kamu pantas mendapatkan nikmat ini? Orang itu menjawab, aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.

Baca Juga: Mengungkapkan Keistimewaan dan Amalan di 10 Hari Pertama di Bulan Ramadhan

Tapi  Allah Maha Mengetahui sehingga Dia berkata, kamu dusta. Kamu berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan tentang dirimu. Tapi Allah menyuruh  malaikat melemparkan orang itu  ke dalam neraka,” katanya.

Kedua,  orang berilmu dan pembaca al-Quran menjadi yang pertama mendapatkan hisab. Namun niatnya dia berharap disebut sebagai orang yang alim dan hafidh (penghapal al Quran).  Orang ini diperlihatkan kepadanya kenikmatan surga.

Lalu Allah menanyakannya, amal apa sehingga kamu pantas menerima kenikmatanini?’ Dia menjawab, aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Quran karena Engkau. Allah membantahnya, kamu dusta! Kamu menuntut ilmu agar dikatakan seorang alim dan kamu membaca al-Quran supaya dikatakan qori dan hafidh. Memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Tapi kamu masuk neraka.

 

Ketiga, kata dia melanjutkan, orang yang berinfak, dalam yaumul hisab diperlihatkan kepadanya kenikmatan surga. Allah bertanya,apa yang kamu sehingga pantas menerima nikmat ini?

Orang itu menjawab, aku tidak pernah meninggalkan infak pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau. Allah berkata, kamu dusta. Kamu berbuat yang demikian supaya dikatakan seorang dermawan. Memang begitulah yang dikatakan orang tentangmu. Tapi orang ini dilemparkan ke neraka.

”Karena itu agar selamat dalam pengadilan yaumul hisab kita harus perbaiki amalan hati dan berdoa supaya dijauhkan dari sifat riya yang merusak ibadah,” tandasnya. 

Baca Juga: Ini 4 Amalan Sunnah di Bulan Puasa Ramadhan 2024, Amalkan Jika Ingin Dapat Tambahan Pahala

Imam Ghazali memberi nasehat  “amalan batin” dalam membaca Al Quran: 

Pertama, Fahmu Ashl al-Kalam, yaitu memahami akan keagungan Kalam Allah. Seorang hamba yang sedang membaca Alquran hendaknya paham akan keagungan dan ketinggian kalam, anugerah, dan taufiq Allah SWT terhadap hamba-Nya.

Terutama pada saat Al Quran diturunkan dari arsy-Nya yang begitu tinggi sampai pada derajat bisa difahami hamba-Nya. 

Kedua, At-Ta’dhim Lil Mutakallim, yaitu pengagungan Yang Berkalam (Mutakallim). Pada saat kita membaca Alquran, seyogyanya menghadirkan dalam hati kita akan keagungan dan kebesaran Allah dan mengetahui bahwa yang kita baca bukanlah dari perkataan manusia. 

 

Ketiga, Hudhuur Al Qalb, yaitu menghadirkan hati dan meninggalkan bisikan nafsu. Pada saat membaca Al Quran, seharusnya hati dan pikiran kita, hanya tertuju kepada Al Quran, tidak ke yang lain.

Karena orang yang mengagungkan kalam yang dibacanya itu, merasa gembira dan bersuka hati dengan bacaannya dan tidak berlengah hati darinya. Orang yang sedang riang gembira dengan yang sedang dibaca, niscaya hatinya tidak kemana-mana selain kepada yang sedang dibacanya. 

Keempat, At-Tadabbur, yaitu merenungkan dan meresapi setiap bacaan dalam Al Qquran. kadang kala kita hanya konsen membaca saja tanpa berusaha untuk meresapi apa yang kita baca. Oleh karenanya, kita disunnahkan untuk membaca Al Quran secara tartil agar memungkinkan untuk tada’bbur dengan batin. 

Baca Juga: Satlantas Polresta Bandung Isi Ramadhan 1445 H dengan Kegiatan Positif di Masjid, Apa Saja?

Kelima, At-Tafahhum, yaitu memahami dan menafsiri setiap ayatnya dengan tafsir yang benar. Hal ini diperlukan karena karena Al Quran itu menyebut sifat-sifat Allah, menyebut af’al-Nya, menyebut hal ikhwal Nabi-Nabi, dan menyebut berbagai hal orang-orang yang mendustakan, serta bagaimana mereka itu binasa.

Selain itu, juga menyebut segala perintah dan larangan-Nya, serta menyebut tentang surga dan neraka. Hal demikian menjadi penting untuk memahaminya dengan tafsir yang benar. 

 Mantan pekerja  bank BRI  dan alumni   Tahassush Kulliyatil Muballighin    Assyakur    Angkatan 31/2023    

 

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler