Begini Sikap Terbaik Saat Memberikan Komentar di Medsos Menurut Ustaz Dede Supriatna

5 Maret 2024, 15:04 WIB
Dede Supriatna, pensiunan dan alumni pelatihan mubalig di Yayasan Assyakur Lingga Kota Bandung /Istimewa /

JURNAL SOREANG - Media sosial atau medsos adalah platform yang memberikan kebebasan berekspresi kepada setiap orang. Medsos tidak mengenal rumus 5 W 1 H  beda dengan media koran/ TV sebagai media mainstream .

Secara sederhana, media sosial  tempat bagi penggunanya untuk berbagi informasi, pemikiran, dan perasaan. Sedangkan, media  mainstream dalam hal ini media massa tempat pelaporan (reporting) jurnalistik, yakni pemberitaan peristiwa dalam bentuk berita (news) dengan mengacu 5 W 1 H  (What, When. Where, Who,Why) dan ( How).

Karena proses medsos tidak seperti media mainstream , seringkali orang lupa bahwa kata-kata mereka dapat memiliki dampak besar pada orang lain.   

 

Saat ini setiap orang bebas mengekspresikan diri di medsos. Kebebasan yang berpeluang  tidak baik , seperti hate speech, menyebarkan hoaks atau mengedepankan viral dibandingkan manfaat dalam membagikan sesuatu. 

Oleh karena itu kalau sudah memutuskan untuk mencoba main media sosial, kita harus  kuat mental, tidak boleh baperan, dan selalu berada di zona positif.

Hindari suudhon atau berburuk sangka. Ketika sering mendapat komentar di media sosial,  individu harus menginstropeksi diri. Apa saja yang sudah dilakukan dalam postingan. Kalau merasa tidak ada yang salah, tetap berpikir positif dan menganggapnya pelajaran menjadi lebih dewasa.

Baca Juga: Kepoin! 5 Zodiak yang Jadi Selebgram Wannabe dan Tidak Bisa Lepas di Medsos

Perbedaan pendapat itu memang ada, sehingga tidak semua orang bisa sependapat. Kalau ternyata komentar meresahkan, delete saja atau Anda bisa klarifikasi misal dengan merilis data dari Kominfo bahwa komentar atau video itu hoaks. Supaya berimbang antara pengirim dengan anggota wag tersebut.

 Media sosial tidak perlu dibawa ribet. Kita yang harus bisa bijak. Jangan biarkan media sosial yang mengatur kita. Sekarang bagaimana cara Anda memberikan kritik yang konstruktif di media sosial, hindari menggunakan kata-kata yang menghina atau merendahkan.

Fokuslah pada argumen dan bukti yang konstruktif, dan sampaikan pendapat dengan menghormati orang lain. Yang menerima kritik juga berlapang dada jangan baperan . Perhatikin kata atau kalimatnya antara yang tersirat dengan yang tersurat. Kadang kata baru yang searti timbulkan salah pengertian.

 

 Meng up load atau mengunggah komentar yang tidak etis atau tidak pantas dapat menyebabkan keretakan hubungan, konflik, dan bahkan merugikan seseorang secara emosional.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami etika dalam berkomentar di media sosial untuk memastikan bahwa pengalaman online kita menjadi positif dan membantu membangun hubungan yang baik dengan orang lain.  

Kedepankan pikiran yang rasional jangan baperan. Setiap kata yang kita yang  ketik atau up load memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perasaan dan emosi orang lain.

Baca Juga: Menyambut Pemilu 2024 14 Februari, Berikut 10 Link Download Twibbon, Cocok Dipakai di Medsos

Apa yang kita sampaikan melalui komentar di media sosial bisa membuat seseorang merasa senang, marah, sedih, atau terluka. Kata-kata yang kasar, menghina, atau merendahkan dapat menyebabkan kerugian emosional yang serius.

Di sisi lain, kata-kata yang penuh kasih, inspiratif, dan mendukung dapat memberikan dukungan yang besar bagi orang lain dan menginspirasi hubungan yang lebih baik.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan bertanggung jawab atas setiap kata yang kita gunakan di media sosial.

 Media sosial rentan terhadap konflik dan percekcokan. Saat terlibat dalam diskusi yang memanas, penting untuk menjaga ketenangan dan kebijaksanaan.

 

Jangan biarkan emosi menguasai dan berusaha untuk tetap tenang. Jangan karena beda pendapat atau merasa tersudut langsung keluar atau left dari group. Oleh karena itu saling memberi apresiasi dan pujian adalah bagian penting dari etika dalam berkomentar di media sosial.

Jika kita menyukai postingan atau komentar seseorang, jangan ragu untuk memberi tahu mereka. Ini tidak hanya akan memberikan dorongan positif untuk orang tersebut, tetapi juga menciptakan atmosfer yang hangat dan ramah.

Biasakan kroscek kebenaran berita jangan asal upload.  Bila dirasa berita atau video mengandung hoaks (berita bohong) bisa kroscek di website Kominfo. 

Baca Juga: Cegah Hoax di Medsos Jelang Pemilu 2024, Polri: Jangan Disebar

Berikut kiat mengenali hoaks yakni dengan memeriksa situs dan kualitas artikel dengan melihat  sumber dari artikel yang Anda terima. 

Apakah dari situs berita terpercaya, situs resmi pemerintah, atau hanya bersumber dari blog dan broadcast di grup chat? Mengenali sumber dari sebuah informasi sangat penting untuk membantu Anda mengidentifikasi apakah berita tersebut benar atau hanya hoaks.

Anda juga bisa melihat dari kualitas artikelnya yakni  jika artikel terlihat seperti ditulis dengan sembarangan, tidak terstruktur, dan mayoritas berisi opini tanpa dasar, kemungkinan besar isi informasi tersebut hoaks atau berita bohong . 

 

Selanjutnya manfaatkan Google Images yakni saat  Anda mendapati berita yang disebarkan melalui media sosial dan grup chat, lengkap dengan foto yang seolah-olah menjadikan berita tersebut benar.

Sebelum memercayai isi berita yang Anda terima, coba telusuri - apa benar foto tersebut menggambarkan situasi yang diberitakan? Perlu kita waspadai bersama bahwa saat ini banyak foto yang digunakan secara sembarangan, falsely presented (disajikan secara salah), dan jauh dari konteks berita.

Untuk melakukan penelusuran tersebut Anda dapat menggunakan images.google.com, dengan melakukan drag and drop untuk mengunggah foto.

 

Setelah itu, Anda akan mendapatkan informasi mengenai sumber foto serta konteks yang sebenarnya. Terakhir periksa kebenarannya karena terkadang artikel yang berisi fakta juga mengandung tulisan yang dilebih-lebihkan, sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman. ***

Penulis, Mantan Pekerja  bank BRI  dan alumni   Tahassush Kulliyatil Muballighin Assyakur.

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler