Simak! Keutamaan dan Cara Menunaikan Puasa Syawal

29 April 2023, 05:35 WIB
Ilustrasi Ilustrasi Keutamaan dan Cara Menunaikan Puasa Syawal /Freepik/freepik

 

JURNAL SOREANG - Bulan Ramadhan telah usai dan saat ini umat Islam memasuki Bulan Syawal. Bulan syawal adalan bulan spesial karena terdapat amalan yang hanya dilakukan pada bulan tersebut. Salah satu amalannya adalah puasa sunnah selama 6 hari di Bulan Syawal.

Apa keutamaan dan bagaimana cara menunaikan puasa syawal? Yuk, simak penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang hal ini dalam ceramahnya yang berhasil kami rangkum melalui kanal youtube Adi Hidayat Official.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Bulan Syawal adalah bulan yang spesial, saat hari pertamanya selain melepaskan kita dengan rangkaian Ibadah di Bulan Ramadhan, juga menghadirkan rangkaian sunnah-sunnah yang dilakukan hanya ketika itu saja. Mulai dari shalat Idul Fitri di hari pertama, memperbanyak takbir, membangun dan mengeratkan silaturahim, dan disusul pada hari-hari berikutnya dengan ibadah-ibadah sunnah yang tentu memiliki keistimewaan dibanding bulan-bulan lainnya.

Baca Juga: Selain Hujan Deras yang Turun Saat Shalat Jumat di Masjidilharam Ternyata Ada 5 Fakta Menarik Lainnya

Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa ada informasi penting yang disampaikan oleh sahabat Abu Ayyub Al Anshari, dirangkum oleh Imam Muslim dalam hadits shahih Muslim nomor 1164, Rasulullah bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.”

Baca Juga: Kemenag Umumkan Hasil Seleksi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Ini Link Nama yang Lulus

Dari hadits di atas, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa cara menunaikan puasa syawal ini bisa dilakukan secara berturut-turut, misal dari mulai hari senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu. Atau juga bisa dilakukan tidak berturut-turut misalkan dari tanggal 3,4,5, kemudian dijeda karena ada suatu keperluan menghadiri undangan, setelah itu kemudian dilanjutkan kembali sampai dengan 6 hari.

Dari kedua cara tersebut, baik secara berurutan maupun tidak, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa keduanya sama-sama baik. Jika puasa Ramadhan dan puasa selama 6 hari di Bulan Syawal ini dilakukan, maka seakan-akan ia menyempurnakan puasa selama satu tahun.

Ustadz Adi Hidayat menyampaikan ada sebagian ulama yang melogika kan secara tekstual hadits ini dengan cara menghitung. Puasa Ramadhan yang dilakukan selama satu bulan, baik 29 atau 30 hari, kemudian dikalikan 10 kebaikan, sehingga menjadi 290 hari atau 300 hari. Kemudian puasa 6 hari di Bulan syawal dikalikan 10, maka menjadi 60 hari. Apabila diakumulasikan, maka berjumlah 350 atau 360 hari atau satu tahun.

Baca Juga: Atlet Paralimpik Tenis Meja Indonesia Ditemukan Meninggal di Stasiun Kereta Api, Ini Kronologi Lengkapnya

Adapun yang mendasari setiap harinya dikalikan 10 kebaikan adalah Surat Al An’am ayat 160:

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

“Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)”.

Baca Juga: Hebat! 5 Mangaka Terkaya di Jepang, Nomor 4 Tak Terduga

Secara kontekstual, dari hadits tadi, Ustadz Adi hidayat menjelaskan bahwa ketika kita mampu mensyukuri nikmat menunaikan ibadah di Bulan Ramadhan dan mampu mengaktualisasikan nikmat itu dengan meneruskan secara konsisten ibadah-ibadah kita dalam rangka syukur, maka itu yang diapresiati tinggi oleh Allah subhanahu wata’ala.

Ustadz Adi Hidayat kemudian melanjutkan dengan demikian nilai puasa kita tidak terbatas di Ramadhan, akan tetapi setiap waktu terjaga sampai kita bertemu kembali dengan Ramadhan tahun depan. Esensinya adalah kondisi spiritualitas kita terjaga selama setahun dengan spirit puasanya.

Apabila dipadukan, secara tekstual seakan-akan kita mendapatkan pahala puasa selama setahun dan secara kontekstual kita terjaga selama setahun dengan spirit puasanya, meningkat ibadahnya, menghindari dosa sampai bertemu kembali dengan Ramadhan berikutnya.

Baca Juga: Tips Bermain Hero Hilda dalam Mobile Legends: Bang Bang ala RRQ Vyn

Ustadz Adi Hidayat melanjutkan bahwa apabila hal tersebut dilakukan maka orang tersebut akan memiliki kebanggaan saat pulang menghadap Allah subhanahu wata’ala. Ada 2 kebanggaan atau kebahagiaan bagi orang yang berpuasa. Kebahagiaan pertama ketika berbuka dan secara puncaknya pada saat idul fitri. Kebahagiaan yang kedua adalah ketika menghadap kepada Rabb nya dengan membawa pahala puasanya karena berhasil menaklukan nafsunya dan menjaga ritme puasanya dalam kondisi spiritual yang baik sampai di ujung wafatnya.

Ustadz Adi Hidayat menutup ceramahnya dengan mendo’akan agar kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang terbaik.

“Semoga kita semua digolongkan pada golongan-golongan terbaik yang mempu menjagi ritme ibadah kita paska Ramadhan. Meningkatkan kemampuat terbaik kita dalam mengabdi kepada Allah dimulai di Bulan Syawal ini dan insya Allah wafat dalam keadaan husnul khatimah.” Pungkasnya.***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official

Tags

Terkini

Terpopuler