JURNAL SOREANG – Sebelum Lebaran Idul Fitri umat islam diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Sudah menjadi hal yang maklum bahwa Ramadhan adalah bulan yang mulia dan bulan yang penuh berkah.
Ramadhan adalah bulannya orang berpuasa, orang beribadah. Namun, tahukah anda ada beberapa peristiwa besar dalam sejarah hidup Nabi yang terjadi di bulan Ramadhan?
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa di Kota Pontianak, Minggu 1 Mei 2022
Berikut adalah peristiwa penting yang menjadi sejarah tak terlupakan umat islam yang terjadi pada bulan Ramadhan
1. Bulan diturunkannya Al-Qur’an
Salah satu peristiwa penting pada bulan Ramadhan adalah turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW yang saat itu mencapai usia 40 tahun,
Al Quran diturunkan pada 17 Ramadhan atau 13 tahun sebelum Hijriyah Nabi menerima wahyu pertama. Al Quran diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro, Makkah.
2. Perang Badar
Perang Badar atau biasa disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menjadi pembeda, menandai awal kejayaan kaum Muslimin.
Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim, menghadapi 950 pasukan kafir Quraisy.
Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa di Kota Palangkaraya, Minggu 1 Mei 2022
3. Pembebasan Kota Makah
Tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam, di tanggal tersebut.
Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menaklukan kota Mekah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fathu Mekah (penaklukan Mekah).
Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah.
Orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul. Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim.
Rasul mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang.
Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah).***