JURNAL SOREANG - Quraish Shihab telah bertausiah tentang tafsir dari salah satu surat Alqur’an yakni Surah Ad Dhuha.
Ulama tafsir Alqur’an Quraish Shihab ini menjelaskan tentang tafsir yang ada dalam Surah Ad-Dhuha.
Dalam surat tersebut Quraish Shihab menyebutkan bahwa ada tiga tuntutan dalam Surat Ad-Dhuha tersebut.
Dilansir dari kanal YouTube Najwa Shihab dalam acara “Shihab & Shihab Tafsir Surah Ad-Dhuha: Saat Mencintai Sisakan Ruang Untuk Dibenci “.
Quraish Shihab pun menjelaskan bahwa ada tiga tuntutan dalam surah tersebut yakni:
1. Terhadap anak yatim, jangan sewenang-wenang.
2. Terhadap peminta, jangan menghardik.
3. Terhadap nikmat Tuhan, sampaikanlah.
Baca Juga: Begini Cara Meluapkan Amarah yang Baik, Simak Penjelasan dan Nasihat Abi Quraish Shihab
Dua yang didahulukan itu terkait dengan manusia, dan satu yang terakhir berkaitan dengan Tuhan, kata Quraish Shihab menjelaskan.
“Dahulukan kemanusiaan, baru hak Allah. Karena hak Allah dasarnya adalah toleransi, sedangkan hak manusia itu dasarnya tuntutan,” kata Quraish Shihab.
Dengan hal ini saat manusia meminta ampunan pasti akan diampuni oleh Allah yang Maha Segalanya, berbeda dengan manusia yang dipenuhi tuntutan.
Baca Juga: Tegaskan Warga Untuk Melapor, Ridwan Kamil Imbau Gunakan Aplikasi Jika Ada Pungli Lebaran 2022
Quraish Shihab mengatakan bahwa saat mencintai sisakan sedikit di dalam hatimu untuk membenci seseorang tersebut.
Karna bisa jadi, kamu bisa membenci orang tersebut atau sebaliknya, sedangkan tuhan tidak akan pernah seperti itu.
"Oleh karena itu ketika manusia berdosa dan selama ia meminta ampunan pasti akan diampuni oleh Tuhan. Berbeda jika seseorang berutang atau ingin meminta maaf kepada orang lain, belum tentu diberi atau dimaafkan," katanya.
Baca Juga: Bukan Chelsea, MU atau Liverpool, Inilah Tim yang Punya DNA Juara Piala FA, Arsenal The Gunners
Lalu pada ayat terakhir surat Ad-Dhuha memiliki makna nikmat yang diberikan Allah harus disampaikan dengan cara bersedekah, dan menggunakan pakaian yang bagus yang tidak berlebihan.
Hal ini tentu bukanlah untuk pamer, namun hal ini bertujuan untuk bersyukur.
“Bukan tujuan pamer. Tetapi menampakkan bahwa kita bersyukur. Tuhan senang melihat dampak anugerah-Nya pada diri seseorang. Jadi, jangan kikir pada dirimu sendiri. Kalau bisa berpakaian bagus, maka pakailah dan jangan berlebihan atau pamer,” kata mantan menteri agama tersebut.
“Kita perlu hidup di dunia dengan nyaman. Agama tidak melarang selama tidak berlebihan,” jelasnya.***