MUTIARA HIKMAH: Jangan Sia-Siakan Ramadhan dengan Mengulangi 4 Kesalahan yang Sama, Apa Saja?

30 Maret 2022, 14:03 WIB
Ilustrasi puasa. MUTIARA HIKMAH: Jangan Sia-Siakan Ramadhan dengan Mengulangi 4 Kesalahan yang Sama, Apa Saja? /Pexels.com/Engin Akyurt

JURNAL SOREANG – Berikut beberapa kesalahan yang wajib untuk tidak diulangi di bulan Ramadhan ini.

Pertama, Kesalahan bahwa Ramadhan tidak istimewa.

Anggapan kita bahwa Ramadhan sama saja dengan bulan-bulan yang lain. Biasa-biasa saja.

Tidak ada hal yang istimewa untuk dilakukan, adalah kesalahan pertama yang menyebabkan kita tidak dapat memetik dan menuai keberkahan Ramadhan.

Baca Juga: JELANG RAMADHAN: Wajib Tahu! Inilah 4 Fungsi Bulan Ramadhan bagi Muslim, Apa Saja?

Kedua, Kesalahan kita gagal menancapkan kesabaran.

Rasulullah saw menyebut Ramadhan sebagai bulan kesabaran. Beliau bersabda, “Puasa itu setengah sabar.” (HR. Tirmidzi)

Di bulan Ramadhan ini kesabaran kita memang benar-benar diuji. Tetapi kita diuji bukan dengn musibah dan penderitaan, bukan pula dengan hal-hal yang haram.

Kita diuji dengan dengan sesuatu yang halal, sesuatu yang telah menjadi hak kita. Kita diuji untuk meninggalkan makanan dan minuman yang telah kita dapatkan dari usaha kita sendiri.

Baca Juga: JELANG RAMADHAN: Adab-Adab Membaca Al Quran, Haruskah Diiringi Tangis?

Kita diuji untuk tidak mendatangi istri yang telah halal dan menjadi hak kita. Kita diuji untuk memanfaatkan lebih banyak waktu untuk beribadah.

Menghadapi ujian seperti itu tentu membutuhkan kesabaran yang berlipat ganda. Sebab, siapapun akan sulit menerima larangan untuk memperoleh haknya, kecuali orang yang dapat bersabar.

Ketiga, Kesalahan tidak mendekatnya hati kita dengan Ramadhan.

Kadangkala kesahalan-kesalahan kita yang terus berulang itu bukan karena kita tidak menghormati Ramadhan. Bukan pula karena kita tidak mengenal keutamaan-keutamaannya.

Baca Juga: Yuk Bugar Selama Bulan Ramadhan, Inilah 4 Tips Pola Hidup Sehat di Bulan Puasa

Sebab, kita pun ikut meramaikan shalat tarawih, hadir di pengajian, dan ikut tadarusan. Akan tetapi kesalahan itu terulang karena hati kita tidak terlalu dekat dengan Ramadhan.

Cintanya kepada Ramadhan begitu tipis, kerinduannya hanya sesaat. Ramadhan hadir sebagai “kekasih” yang dinanti.

Sehingga kegembiraan kita adalah ekspresi sesaat, agar orang lain juga merasakan kemusliman kita.

Dampaknya, semangat kita hanya mampu bertahan di babak pertama, pada spertiga awal. Selanjutnya, kita pun turut berpartisipasi menjadikan masjid sepi, shaf-shaf shalat tarawih berkurang, karena sedang sibuk dengan urusan-urusan lain.

Baca Juga: dr Saddam Ismail Ungkap Tips Mengatasi Bau Mulut Saat Puasa Ramadan, Salah Satunya Berkumur

Keempat, Kesalahan tidak menghadirkan makna-makna.

Andaikan umat-umat terdahulu hadir ditengah-tengah kita. Lalu, menyaksikan kita sedang asyik beramal dan beribadah di bulan Ramadhan.

Mungkin mereka akan sangat iri dan bermohon kepada Allah agar dikaruniai nikmat yang sama. Tapi sayangnya, kita tidak begitu pandai menggali potensi Ramadhan dan tidak cerdas menghadirkan makna-maknanya.

Baca Juga: Tips Cantik di Bulan Suci Ramadhan, Simak Lima Rahasia Kulit tetap Kencang dan Glowing Saat Puasa

Sehingga Ramadhan berlalu begitu saja dan kita seperti tidak mengalami kerugian apa-apa, padahal langit dan bumi beserta isinya menjadi saksi atas kerugian besar itu, menangis dan merintih melihat kita yang tidak juga berubah menjadi manusia yang bertakwa.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidak memperoleh kebaikan Ramadhan maka dia tidak memperoleh apa-apa.” (HR. Ahmad)***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler