Apakah Kita Bisa Menjadi Wali Allah? Bagaimana Caranya? Ini Penjelasan Ustaz Aam Amiruddin

23 Februari 2022, 17:44 WIB
Apakah Kita Bisa Menjadi Wali Allah? Bagaimana Caranya? Ini Penjelasan Ustaz Aam Amiruddin /Percikan iman.org/

JURNAL SOREANG - Setiap Muslim berpeluang sama untuk menjadi wali Allah asalkan bisa memenuhi persyaratan.

Berikut ini syaratnya.

1.Berdakwah

Dakwah artinya mentransformasikan ajaran Islam kepada umat dengan amar ma'ruf nahyi munkar. Kamu adalah umat yang terbaik (khair).

Dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.

Baca Juga: Ingin Punya Anak Saleh dan Salehah? Ini Doa yang Disarankan Ustaz Aam Amiruddin, Simak Penjelasannya

Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran 3: 110)


2.Menjadi Penolong

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.

Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Baca Juga: Ingin Menjadi Manusia Plihan Allah SWT? Ini Caranya Menurut Aam Amirudin

Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hal tersebut diterangkan dalam Alquran. (Q.S. At-Taubah 9: 71)


3.Amar ma'ruf nahyi munkar

Amar ma’ruf nahyi munkar adalah salah satu karakter dasar orang beriman dan berilmu, kemudian beramal dalam rangka mentransformasikan ajaran Islam (berdakwah).

Dengan metode yang proporsional sesuai dengan konteks zaman yang terus berubah. Supaya dakwah itu efektif, mesti dilakukan dengan penuh cinta kasih dan ilmu, serta sikap yang bijak.

"Serulab (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Baca Juga: Ada 3 Cara Bakti Kepada Orang Tua Telah Wafat, Ini Penjelasan Ustaz Aam Amiruddin

Sesungguhnya Tubanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl 16: 125)

Seorang da'I, (adalah orang yang mengajak pada kebenaran) harus mampu melaksanakan apa yang disampaikannya pada orang lain, atau dengan kata lain harus senafas antara kata-kata dengan perbuatannya.

Supaya dakwah yang disampaikannya efektif. "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan." (Q.S. Ash Shaff 61: 2-3).

Baca Juga: Doakan Orang Tua Telah Wafat Adalah Wajib, Bagaimana Bila Orangtua Non Muslim? Ini Kata Ustaz Aam Amiruddin

4. Mendirikan Shalat

Mendirikan shalat adalah realisasi pengabdian kepada Allah swt., yaitu tunduk dan patuh hanya pada Allah.

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah 2: 21).

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikan pula shalat Subuh. Sesungguhnya Shalat Subuh itu disaksikan oleh malaikat.

Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Q.S. Al Isra 17: 78-79).

Baca Juga: Apakah Wali Allah Itu? Apa Benar Punya Kemampuan Supranatural? Berikut Paparan Ustaz Aam Amiruddin

"Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam." (QS. Al An'am 6: 162).

5. Mengeluarkan Zakat

Ayat-ayat Allah yang tersurat di dalam Al Quran tentang wajibnya mengeluarkan zakat selalu bergandengan dengan ayat tentang mendirikan shalat.

Shalat dan zakat merupakan ibadah vertikal dan hori zontal. Shalat dimulai dengan takbir (vertikal) dan diakhiri dengan salam (sebagai kekuatan dalam implementasi hablluminannas.

Baca Juga: Ada 3 Kelompok Manusia dalam Sikapi Kehidupan Modern, Anda Kelompok Mana? Ini Penjelasan Ustaz Aam Amiruddin

Mengeluarkan zakat pun merupakan suatu keniscayaan, sebagai media pengaktualisasian fitrah, yaitu kerinduan hidup dalam kebersamaan yang penuh kasih kedamaian, dan ketenteraman.

Itulah langkah-langkah utama untuk menjadi wali Allah; berdakwah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan menaati Allah dan Rasulullah saw.

Apabila empat hal ini sudah terlaksana, sifat-sifat mulia lainnya seperti jiwa taubat, pemaaf, dermawan, tawakal, akan ikut serta. Wallahu A'lam. ***

Editor: Sarnapi

Sumber: Buku Bedah Masalah Kontemporer

Tags

Terkini

Terpopuler