Sahabat Abu Dzar Pernah Meminta Jabatan, Ini Jawaban Nabi Saw

25 November 2021, 17:32 WIB
Ilustrasi orang-orang yang mendapat jabatan. Ini kata nabi soal jabatan /Pixabay

JURNAL SOREANG - Amanah dalam kepemimpinan dapat diartikan dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya, memberikan jabatan kepada orang yang berhak, menyerahkan tugas kepada orang yang selalu berusaha meningkatkan kemampuan terhadap tugas yang diembannya.

Mari kita simak nasihat Imam Ghazali kepada murid muridnya. Saat itu, Imam Ghazali sedang berkumpul dalam sebuah majlis bersama murid-muridnya. Untuk menguji kemampuan murid-muridnya dan memberikan nasihat.

Beliau mengajukan beberapa salah satu yang ditanyakan kepada mereka. "Apakah hal yang paling berat di dunia ini?" Itulah salah satu pertanyaan yang beliau ajukan.

Para murid pun menjawab, ada yang menyebut baja, ada yang menjawab besi, ada yang mengatakan gajah, dan sebagainya. Imam Ghazali menggelengkan kepalanya.

Baca Juga: Inilah Sosok Presiden dengan Masa Jabatan Tersingkat, Hanya 45 menit!

Mengetahui semua jawaban muridnya salah, yang dimaksud pertanyaan Imam Ghazali, yang dimaksud yang paling berat didunia ini adalah memegang amanah. Amanah dapat berupa kepercayaan dari orang lain, baik berupa barang ataupun bukan.

Amanah. Kepemimpinan dalam Islam jelas merupakan suatu amanah yang besar, jadi tidak setiap orang bisa mengembannya. Namun jika seseorang bisa mengembannya, maka kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan diperoleh.

Dari Abu Dzar beliau berkata: "Wahai Rasulullah mengapa Anda tidak memberikan saya jabatan?" Beliau mengatakan, "Wahai Abu Dzar, engkau ini lemah dan jabatan itu adalah amanah".

Baca Juga: Tolak Amandemen UUD 1945, Anggota DPR Ini Sebut Akal Bulus Rezim Perpanjang Jabatan Jokowi

Sesungguhnya jabatan itu akan menjadi sebuah penghinaan dan penyesalan nanti pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang memikulnya dengan sungguh-sungguh dan menunaikannya menurut hak-hak yang terdapat di dalam jabatan tersebut." (HR. Muslim)

Manusia sebagai makhluk sosial hidup dalam sebuah komunitas yang satu. Untuk itu, kehadiran seorang pemimpin mutlak diperlukan agar arah dan keberadaan kelompok tersebut dapat berjalan baik.

Dalam Islam sendiri, menunjuk seorang pemimpin sangat diperlukan bahkan jika hanya ada tiga orang berkumpul. Salah seorang di antara mereka harus ditunjuk menjadi pemimpin. Itulah ciri betapa pentingnya seorang pemimpin terutama dalam sebuah kelompok.

Baca Juga: Kasus Jual Beli Jabatan di Pemkab Probolinggo, 17 Orang Ditahan, KPK: Para Tersangka Merupakan Oknum ASN

Dalam Islam, pemimpin merupakan khalifah Allah di muka bumi. Tanggung jawab seorang pemimpin bukan hanya kepada manusia saja tapi juga harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.

Pertanggung jawaban di hadapan manusia bisa direka-reka dan disesuaikan dengan keinginan. Namun pertanggung jawaban di hadapan Allah menyeluruh, tidak akan ada yang terlewat barang sedikit pun.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Sumber The Secret Of Surah Yusup.

Tags

Terkini

Terpopuler