Budaya Unik Suku Bali, Salah Satunya Pawai Ogoh Ogoh, Ini Maksudnya

13 November 2021, 15:04 WIB
Budaya Unik Suku Bali, Salah Satunya Pawai Ogoh Ogoh Mengelilingi Kampung /

JURNAL SOREANG - Salah satu suku di Indonesia adalah suku Bali yang memang terkenal dengan budaya, keramahan, dan ketenangan yang melekat pada masyarakat pulau Bali.

Budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur Suku Bali, mereka jaga dan lestarikan sampai saat ini.

Sejumlah tradisi unik bisa menjadi daya tarik wisata. Budaya serta tradisi unik tersebut masih bisa berkembang dan dilestarikan sampai sekarang ini sangat erat dengan keyakinan masyarakat akan ritual atau prosesi yang terbungkus dalam sebuah tradisi.

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut adalah tradisi yang ada di pulau Bali.

Baca Juga: Waduh! Melanggar Tradisi, Putri Mahkota Kerajaan Thailand Mencalonkan Perdana Menteri

1. Pawai Ogoh-Ogoh

Ogoh-ogoh adalah sebuah boneka raksasa yang merupakan simbol dari Bhuta Kala, dibuat dengan wujud menyeramkan atau simbol sebuah kejahatan, yang paling dominan berwujud raksasa menyeramkan, binatang atau bahkan wujud seorang penjahat.

Prosesi pawai ogoh-ogoh tersebut masih dalam rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi.

2. Tradisi Mesbes Bangke

Tradisi Mesbes Bangke atau mencabik-cabik mayat memang terlihat mengerikan dan menyeramkan, Jasad atau mayat seseorang yang akan dikremasi (ngaben), akan dicabik-cabik oleh warga Banjar Buruan sebelum menuju tempat pembakaran mayat, Tradisi hanya ini berlaku untuk mereka yang ngaben sendiri (pribadi) tidak berlaku untuk ngaben massal.

Baca Juga: Tradisi Unik Suku Dayak, Nomor 3 Khas Suku yang Tinggal di Kalimantan Ini

3. Mekare-Kare

Mekare-kare ini dikenal juga dengan perang pandan, tradisi unik di pulau Bali hanya dilakukan di desa tradisional Tenganan, Karangasem yang dikenal juga sebagai desa Bali Aga.

Perang dilakukan berhadap-hadapan satu lawan satu dengan masing-masing memegang segepok pandan berduri sebagai senjata. Desa Tenganan juga merupakan salah satu desa Bali Aga.

4. Mekotek

Tradisi Mekotek di Munggu, prosesi atau ritual Mekotek ini hanya bisa ditemukan di desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung.

Pada mulanya tradisi Mekotek, menggunakan tongkat besi, untuk menghindari agar peserta tidak ada yang terluka, maka digunakanlah kayu Pulet sepanjang 2-3.5 meter yang kulitnya sudah dikupas sehingga terlihat halus.

Baca Juga: Pembantaian Lumba Lumba di Kepulauan Faroe Merupakan Tradisi Tahunan?

5. Omed-Omedan

Digelar setahun sekali, bertepatan saat hari Ngembak Geni atau sehari setelah hari Raya Nyepi, tradisi unik dimulai sekitar pukul 14.00 selama 2 jam.

Prosesi ini hanya diikuti oleh muda-mudi atau yang belum menikah dengan umur minimal 13 tahun, omed-omedan berarti tarik menarik antar pemuda dan pemudi warga banjar dan terkadang dibarengi dengan adegan ciuman di antara keduanya.

6. Pemakaman Desa Trunyan

Jika ada orang meninggal di desa Trunyan, maka tubuh atau jasad orang tersebut hanya diletakkan di bawah pohon Menyan, jasad tersebut diletakkan di atas tanah tanpa dikubur, hanya dipagari oleh bambu (ancak saji) agar tidak dicari oleh binatang atau hewan liar.

Baca Juga: Tradisi Suku Madura yang Masih Dilestarikan, Nomor 2 Jadi Ajang Para Nelayan

Anehnya tidak sedikitpun dari jasad tersebut berbau busuk, sampai akhirnya tinggal tersisa tulang belulang saja, dan tulang belulang itu nantinya diletakkan pada sebuah tempat di kawasan tersebut.

7. Gebug Ende Seraya

Atraksi ini dikenal juga dengan perang rotan, yang mana dua orang laki-laki berhadap-hadapan dan saling serang dengan sebatang rotan sepanjang 1.5-2 meter.

Kemudian tangan satunya memegang tameng untuk menangkis serangan lawan, diantara keduanya dibatasi dengan batang rotan (garis tengah) agar tidak masuk ke wilayah lawan.

Baca Juga: Ternyata Selain Karapan Sapi Tradisi Suku Madura, Ada juga Toktok Sapi, Apakah Itu?

8. Tradisi Makepung

Tradisi Makepung di pulau Dewata Bali hanya bisa ditemukan di kabupaten Jembrana, sehingga dengan tradisi Makepung ini, kabupaten Jembrana dikenal juga dengan “Bumi Makepung”.

Adu kecepatan dengan kerbau yang dikendalikan oleh seorang joki atau sais, berlomba mengejar kerbau yang berpacu di depannya, pemenangnya ditentukan oleh kerbau yang mampu mempersempit atau memperlonggar jarak pacuan antara dua pasang kerbau yang berkejar-kejaran, tidak ditentukan siapa yang lebih dulu ke garis finish.

9. Tradisi Megibung Di Karangasem

Tradisi makan bersama saat ada hajatan upacara adat menjadi budaya masyarakat Karangasem di Bali Timur, seperti saat ada acara pernikahan, otonan, 3 bulanan ataupun upacara adat lainnya, masih bertahan sampai sekarang ini di Kabupaten Karangasem.

Baca Juga: 7 Tradisi Unik Suku Osing, ada Tradisi Tumpeng Sewu yang Tidak Terdapat di Brunei Darussalam

10. Tradisi Mesuryak

Tradisi ini digelar bertujuan untuk penghormatan terhadap para leluhur dengan secara sukacita, bersorak beramai-ramai dengan memberikan perbekalan seperti beras dan uang.

Tradisi bersorak beramai-ramai ini kemudian dibarengi dengan melempar uang ke udara dan diperebutkan oleh warga dinamakan tradisi Mesuryak.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler