JURNAL SOREANG – Pembantaian lumba lumba dan paus pilot di Kepulauan Faroe, dilakukan dengan sadis, dagingnya dibagikan dan dikonsumsi bersama oleh penduduk disana.
Faktanya pembantaian lumba lumba yang terjadi di Kepualauan Faroe merupakan sebuah tradisi ritual tahunan yang dinamakan Grindadrap. Tradisi pembantaian lumba lumba ini, dipercaya dimulai sejak orang-orang Viking mendarat di Kepulauan Faroe sekitar abad ke-9.
Kepulauan Faroe merupakan sebuah negara yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau kecil di Samudra Atlantik.
Baca Juga: Menyedihkan! Ternyata Anak Bangsawan Dinasti Terakhir Korea, Melakukan Bunuh Diri
Kepulauan Faroe yang berada di tengah-tengah negara Islandia, Norwegia, dan Skotlandia, merupakan negara kecil dengan jumlah penduduk sekitar 49.981 orang.
Diabad ke-9 sangat sulit mendapatkan sumber makanan di Kepulauan Faroe, maka dari itu para Viking melakukan pemburuan lumba lumba untuk dikonsumsi.
Metode yang dilakukan pada zaman itu, dalam melakukan aksi pembantain terhadap lumba lumba dan paus pilot yakni dengan berlayar ke tengah laut mencari kumpulan lumba lumba.
Mereka mencari kumpulan lumba lumba itu menggunakan kapal kayu, lalu lumba lumba digiring ke peraiaran dangkal.