Mengapa Jalan Perbukitan dan Pegunungan Dibuat Berkelok? Kok Gak Dibuat Lurus Saja?

21 September 2021, 16:59 WIB
Ilustrasi jalan di perbukitan yang berkelok-kelok. Ini alasannya /Free-Photos / Pixabay

JURNAL SOREANG - Ketika memasuki jalan perbukitan dan pegunungan, kita sering menjumpai jalanan berkelok.

Padahal jalanan berkelok menuju perbukitan dan pegunungan membuat waktu perjalanan menjadi lebih lama.

Banyak yang bertanya kenapa jalan menuju perbukitan dan pegunungan tersebut berkelok?

Baca Juga: Viral Kisah Mahasiswa KKN 15 Tahun! Wisuda dengan Gelar Kehormatan dan Namanya Dijadikan Jalan

Ada beberapa faktor yang membuat jalan tersebut harus dibuat berkelok, berikut penjelasannya.

Jalanan perbukitan dan pegunungan dibuat berkelok salah satu faktornya adalah untuk mengurangi persentase kelandaian jalan.

Bina Marga memberi acuan idealnya kelandaian maksimum tidak lebih dari 10 persen.

Jika jalan tersebut direncanakan dengan kelandaian 10 persen, maka panjang kritis maksimumnya adalah 200 meter.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Gunakan Jalan Tol Harus Bayar, Kok Tidak Gratis Saja?

Setelah panjang tersebut, maka halan harus diturunkan kelandaiannya dengan pertimbangan semua kendaraan dapat melintas dengan aman dan nyaman.

Jalanan berkelok pada prinsipnya menggunakan prinsip bidang miring.

Semakin tinggi jalanan, maka semakin besar usaha kendaraan untuk mencapai puncak.

Manfaat yang didapatkan kendaraan saat melalui jalan berkelok adalah sebagai berikut.

Baca Juga: Jalan-jalan ke Kota Peuyeum tidak Lengkap Jika Belum Kesini

1. Menghindari putus rem akibat keceptan kendaraan yang tiba-tibat saat menuruni jalan curam.

2, Menghindari kendaraan melayang saat menuruni jalanan curam.

3. Menghindar kendaraan terbalik akibat tidak mampu menanjak di jalanan yang curam.

4. Menghindari kendaraan berhenti di tengah jalan curam akibat beban berat.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Jalan yang Kamu Pilih Mengungkapkan Kepribadian dan Masa Depan Anda

Faktor lainnya adalah pada saat pengendara melaju dengan kecepatan stabil dan tidak berubah dalam waktu yang lama, pengendara akan cepat merasa jenuh dan lelah.

Kurangnya aktivitas seperti mengerem dan memutar setir membuat pengendara jadi cepat mengantuk dan konsentrasi menjadi lengah.

Lalu, jika terus-terusan melihat objek jarak jauh dalam waktu yang lama, otak kita akan memvisualisaikan ‘benda dekat menjadi jauh’.

Baca Juga: Viral, Video Seorang Polisi Jalan Raya (PJR) Beri uang ke Penghuni Kolong Jembatan

Hal itu sangat mudah membuat pengendara mengira bahwa mobil di depan masih jauh, padahal sudah dekat. Sekali mau ngerem, sudah terlambat.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Arsip sipilpedia.id

Tags

Terkini

Terpopuler