Baca Juga: Bahasa Sunda Bisa Nyageurkeun Pasen Afasia
Ia melanjutkan identitas kultural kesundaan bukan identitas yang ditakdirkan dan kemudian hadir begitu saja serta terpisah dari yang lainnya, tapi hasil silang budaya, persentuhan politik, dialektika sejarah, persenyawaan keagamaan dan lain sebagainya.
“Identitas Sunda adalah buah dari dialog dengan kebudayaan lain. Sehingga apa pun klim ‘kemurniaan’ dan obsesi kembali pada ‘yang asli’ bukan hanya dongeng tapi juga utopia yang tidak ditemukan argumentasinya yang kuat dan faktanya yang mapan,” ucapnya.
Identitas di mana pun juga merupakan konstruksi yang tidak sepenuhnya lengkap dan otomatis memberikan rongga kosong untuk dilengkapi yang lain dalam sebuah proses perubahan yang panjang dan tak berujung.
Baca Juga: Wow, Artikel Pengganti Skripsi Ini Hanya 6 Halaman dan Diluluskan oleh Dekan Ushuluddin UIN Bandung
"Identitas sebagai sesuatu yang dapat berubah, terus bergerak, tidak permanen dan tindak mungkin abadi," katanya. ***