Ingin Bisa Berceramah? Ketua Umum MUI Jabar: Ternyata Tak Bisa Sekadar Bicara di Panggung

3 September 2022, 12:28 WIB
Para peserta Takhassus Kulliyatul Muballighin (TKM) mengikuti pembukaan Diklat khusus mubalig di Hotel Lingga Sabtu 3 September 2022. /Sarnapi/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG-  Yayasan Assyakur dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar mengadakan Pelatihan Kader Mubalig atau Takhassus Kulliyatul Muballighin (TKM) angkatan ke-30.

Pelatihan mulai Sabtu 3 September 2022 ini berlangsung di Hotel Lingga Jln. Soekarno-Hatta Kota Bandung untuk membentuk kader ulama karena dakwah tak sebatas bicara di panggung.

Menurut Ketua Umum MUI Jabar, Prof. Dr. KH. Rachmat Sjafei, TKM sebagai upaya melahirkan kader ulama yang berakhlak mulia dan berpandangan moderat membutuhkan pelatihan khusus.

Baca Juga: Ketua Umum MUI Diganti Kalau Meninggal Dunia? ini Jawaban dalam Rapat Koordinasi MUI Kabupaten Bandung

"Kalau di MUI namanya Pendidikan Kader Ulama (PKU), maka di Yayasan Assyakur menjadi TKM. Intinya sama saja yakni membentuk kader ulama yang  nantinya dapat menjadi rujukan umat, baik tingkat lokal, nasional bahkan internasional," katanya.

Kader ulama hasil didikan TKM maupun PKU juga diharapkan  menguasai khazanah Islam klasik dan ilmu pengetahuan modern dari berbagai disiplin ilmu.

"Sehingga nantinya diharapkan mampu menjawab isu-isu kontemporer," ujar Prof. Rachmat didampingi Ketua Yayasan Assyakur H. Dino Rahmatullah.

Baca Juga: MUI Dukung Pernyataan Kapolri untuk Berantas Judi, Ini Pernyataan Lengkapnya

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW bahwa alim  Ulama adalah pewaris para nabi, karenanya mereka dituntut untuk memainkan peran para Nabi.

"Yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, memperbaiki keimanan dan akhlak masyarakat, sekaligus memberi pemecahan bagi persoalan-persoalan yang dihadapi umat," ujarnya.

Di dalam menghadapi tugas mulia tersebut tentu tidaklah ringan, dari waktu ke waktu tantangan dakwah semakin berat baik yang sifatnya internal maupun eksternal.

Baca Juga: 40 Orang Pengurus MUI Kecamatan Cangkuang Dilantik, Kyai Iim: Jabatan Adalah Musibah

"Tantangan yang sangat mendasar yang dihadapi umat Islam dewasa ini sebenarnya bukan hanya berupa ekonomi, politik, sosial dan budaya, tapi yang paling berat adalah tantangan pemikiran, sebab persoalan yang timbul dalam bidang-bidang ekonomi, politik dll, jika dilacak ternyata bersumber pada persoalan pemikiran. Sedangkan tantangan pemikiran itu bersifat internal dan eksternal sekaligus," katanya.

Tantangan internal telah lama umat Islam hadapi yaitu ketertinggalan di bidang ilmu, kejumudan berfikir, fanatisme golongan dan fenomena perpecahan di kalangan umat.

" Sedangkan tantangan eksternalnya adalah masuknya faham, konsep, sistim dan cara pandang asing seperli liberalisme, sekularisme dan pluralisme agama dan lain sebagainya ke dalam wacana pemikiran keagamaan Islam," katanya.

Baca Juga: MUI Tegaskan Judi Slot Online Haram, Jangan Karena Sepeser Dua Peser Rupiah Rela Mengikuti Perbuatan Setan

Untuk menghadapi tantangan tadi, diperlukan sebuah proses kaderisasi Ulama yang menfokuskan pada tiga hal.
 
"Pertama, pendalaman ulang konsep-konsep fundamental dalam Islam dan mengaplikasikannya dalam menghadapi tantangan dakwah kontemporer," katanya.

"Kedua, mengenal dan mendalami metodologi, idiologi dan konsep-konsep kunci peradaban barat yang telah merasuk kedalam pemikiran umat Islam," katanya.

Baca Juga: Ridwan Kamil dan Istri Sudah Ikhlas, MUI Jabar Ajak Laksanakan Sholat Ghaib untuk Emmeril Khan Mumtadz

Ketiga, mendalami teknik dan metode ghazwul fikri dalam bentuk training-training jurnalistik, leadership, multi-media dan sebagainya.

 Rencananya pelaksanaan TKM mulai dari 3 Septenber sampai 27 November 2022 tiap Sabtu dan Minggu pukul 13.30-17.30 WIB di Hotel Lingga.

Para pemateri sebagian besar dari MUI Jabar dan UIN Sunan Gunung Djati yang memiliki kompetensi baik di bidang ilmunya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler