Ia mengutip statistik yang menunjukkan bahwa 84 juta anak berisiko tidak bersekolah pada tahun 2023 dan lebih dari 660 juta orang tidak memiliki akses terhadap listrik, dengan kesenjangan yang kini semakin lebar termasuk dalam hal internet dan kemajuan teknologi digital.
“Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan.
“Hal ini membutuhkan kesetaraan dan keadilan yang lebih besar untuk menjamin kehidupan yang lebih bermartabat dan nyaman bagi seluruh masyarakat dunia,” katanya.
Beliau juga menambahkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi 'memainkan peran transisi yang besar dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, menciptakan nilai tambah, lingkungan kerja yang nyaman, meningkatkan kesejahteraan dan memastikan pembangunan.
Dalam pidatonya, Presiden Kolombia Gustavo Petro mengatakan kepada forum tersebut bahwa 'orang-orang kini saling membunuh', mengacu pada perang di Ukraina.
“Saya mendesak G77 untuk mengatasi masalah perang ini, bukan karena kita harus berpihak pada Rusia atau Ukraina,” katanya, yang juga merupakan salah satu dari beberapa perwakilan yang menyinggung perang di Ukraina dalam pidatonya.
G77 diluncurkan pada tahun 1964 dengan 77 negara anggota dan kini anggotanya bertambah menjadi 134 negara.
Baca Juga: PBNU Komitmen Tidak Menjadi Kompetitor dalam Pemilu 2024: Menjaga Ketentraman dalam Demokrasi
Tiongkok bersikeras bahwa negaranya bukan anggota G77, meskipun terdaftar di blok tersebut, namun Beijing mengatakan pihaknya mendukung klaim sah kelompok tersebut dan menjaga hubungan kerja sama.***